Skip to Content

Puisi Religi

RAWA-RAWA SUNYI

Aku terdampar di rawa-rawa sunyi tak berpenghuni

dimana kesunyiannya tak lagi mengalunkan ombak resah

sejauh mata memandang terlihat rerumputan menghijau

Tafsir Kekuasaan

Batu nisan itu sudah tua

Biar ku terjemahkan pejaman mata itu

Lebih dari itu, melewati tujuh langkah telah jauh

Bulir-bulir air mengalir memapas bibir

Dibungkam Malam

Berapa manusia yang paham, Jika Kaulah Ubahku

Darimana harus kumulai, beribu puisi telah kurangkai

Apa daya aku akan tetap diam, dibungkam malam

MISTERI CINTA

O mawar, tajam duri-durimu

terluka sungguh terluka jiwaku

lihatlah yang tergenang, darahku

bagai api menyala ia membakar

 

LANGIT KEBEBASAN

Kulepas segumpal resah ke udara langit kebebasanku

sembari bersandar pada dinding malam yang membeku

dihadapan wajah rembulan kubiarkan khayal berlalu

CINTA DALAM HIDUPMU

 

Bila cinta itu melukaimu

maka patahkan duri-durinya

niscaya ia akan bertanya:

"siapa yang akan ia cintai?"

 

CINTA LAUTAN HAMPA

Cakrawala pandangku hanya sebatas penglihatan

Tak bisa melebihi jangkauan ilmu pengetahuan milikmu

Sementara keindahan semesta membentang tak terbatas

Seraut Wajah Di Balik Tirai

Engkau tiba-tiba menunjukkan wajah cantikmu

Tanpa tirai, kepada seorang faqir seperti diriku

Kerling indah matamu sangat membingungkanku

Membakar Sunyi

Aku membakar tubuh sunyi ini malam

dengan bara api matahari yang kukumpulkan siang tadi

menyiraminya dengan minyak zaitun yang terbaik

 

Pertemuan Dua Laut

Suatu waktu, di suatu tempat pertemuan dua laut

Seorang sufi duduk menyendiri di tempat sunyi

Duduk di atas sebongkah batu hitam

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler