Skip to Content

Puisi Religi

PERJAMUAN

Berayunku dalam pangkuan mentari
Seraya dijamu pada pesta sunyi
Sejak tadi rupaMu terpasung di dinding cawan emas
Berteman roti tubuh hasil bumi
Adonai,
Sadarkan aku dari altar bundar putihMu

KURBAN

Sembelihan lembu belia tujuh rupa
Dibakar tuntas di perapian dosa
Hembusan nafas wangian dupa-Mu
Berulang menyusup penuh paru-paru
Masih kukenal jelas baunya
Menebar aroma khas jarahan doa

SILIH

Masih terbujur kaku dalam jeruji duka
Rajutan jari-jemari benci menutupi wajahku
Mungkin terantuk dua hari yang lalu
Pada sebongkah batu silih
Perih
Hingga kini...
Aku ingin mencari

Pintu Tuhan

Pintu Tuhan

Seluruhnya berlomba-lomba menggeledah rumah-rumah ibadah,
menggerayangi kitab-kitab suci,

Tuhan, dimanakah?

Pintu oh pintu,
dimanakah jalan menuju?

Surga Longsor

"Surga Longsor."

Bangkai waktu yang berlutut.
Dimata kita.
kita yang gemar
menghunuskan dendam.

Gurindam luka
bersimphoni. Bersimbah perih
meraung
merendam sobekan-sobekan sajadah

Sajadah Luka

Sajadah Luka

Bukankah waktu ialah semak belukar?
di dalamnya kita tersesak. Menantang duri,
dan nyeri yang nyerang dari segala.

Para Peternak Sunyi

Para Peternak Sunyi

Sunyi itu sadis. Lebihi lidah api
menjilati malam.

Surga, Kita dan Bumi

Surga, Kita dan Bumi

DI RIMBA RAKA'ATKU ADA RINDU YANG MERIMBUN SEBAGAI KAMU

DI RIMBA RAKA'ATKU ADA RINDU YANG MERIMBUN SEBAGAI KAMU

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler