Skip to Content

puisi renungan

agar tamanku kembali menjadi taman

kubuka pagiku dengan duduk di dekat taman kecil

yang begitu semrawut di samping rumah

taman yang tak lagi tampil sebagai taman

karena memang lama tak kusentuh

berbaurlah dengan ribuan manusia

berbaurlah dengan ribuan manusia

yang tak engkau kenal

di pasar-pasar, di tempat ibadah, di area bebas

dan lepas segala ketenaran yang engkau genggam saat ini

pada tahiyat akhir ku

telah lama isyarat itu aku terima

dan membuatku tetap bertanya-tanya

antara percaya dan tidak percaya

hanya sebuah untaian mimpi atau akan menjadi nyata

bersikaplah landai

jika engkau tak mampu bersikap landai menghadapi problema

engkau tak akan mampu dengan jernih menghadapi

engkau juga tak akan mampu dengan rapi mengurai

harapan kembali merekah

harapan kembali merekah

seperti merekahnya mentari pagi ini

setelah berhari-hari tertutup medung

dan terhalang rinai hujan yang hampir tak berkesudahan

sementara mari kita berbisik sendiri

sementara memang tak ada yang harus kita diskusikan

sebaliknya juga tak ada yang harus kita diamkan

kita memang harus sabar mengikuti irama 

engkau kembali membawa inspirasi

kembali kurajut untaian kata

yang tak terasa mengalir begitu derasnya

untaian kata tentang kau

tentang aku

dan tentang kita

jangan terlalu bimbang

jangan terlalu galau, sayang

mari kita belajar menikmati yang ada saat ini

biarkan angan dan mimpi menghibur diri

kecewa jadi mutiara

dari kamar aktivitasmu di kairo

malam ini kau untai pesan rasa kecewa 

yang kutangkap pada jam satu dini hari

untaian kecewa karena laptop mati total

engkau selalu menginspirasiku

engkau selalu menginspirasiku untuk berimajinasi

engkau selalu mengispirasiku dalam goresan puisi

engkau selalu menginspirasiku untuk senandungkan lagu

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler