Skip to Content

September 2011

KOTA SAJADAH

masjid di kota sajadah lagi musim hujan,
sampai banjir; airnya mengalir bening
lama ku tunggu jedah air rapi baris-berbaris
mengenalkan keningku pada tanah basahnya,

Kepada Munip

motor matic yg saban hari,
kita gagahi sampai,
menjerit-jerit.
Ialah setengah badanmu,
yg kau tabung itu.
Tak jarang malam2 sehabis hujan,

kesucian

kesucian

 

hiruk pikuk, lintang pukang canda mewarna

saling silang, saling sikut, saling meluka

ditelikung hak hak si miskin

dikebiri keperkasaan

Burung Manyar

burung manyar berkelebat diantara bangunan,
laju motor, mobil dan angkot.
bermanuver sebentar dicelah cahaya.
melayang gaya rebah diatas bongkah-bongkah

Aku Menulis

Aku menulis;
kelopak-kelopak merah tua.
putik-putik menjuntai menggapai-nggapai.
beberapa duri tajam menebar ancam.
Dihijau tangkai dan daun; lumbung hujan dan embun

ARTI SAHABAT YANG BEGITU BERARTI

 Seumpama syair ku tulis beruntai-untai

Seumpama lagu ku lantun merdu-merdu

Seumpama mentari ku pancar terang-terang

Mentari, Rembulan Dan Gemintang

Mentari…

Ceritakan pada kami

Akan neraka yang teramat lebih panas darimu

 

Rembulan…

Ceritakan pada kami

Cerita Dunia Sehari Semalam

Lembayung senja meminang malam

Diiring sekawanan capung berarak

Di ambang lekang siang

 

Bunga-bunga menguncup

Daun-daun merunduk

Menepi Sampai Bara Padam

Ku pilih menepi

Memeluk sepi sendiri

Mungkin lari

Tapi ku tetap disini

 

Ku pilih memotong lidah

Di sudut yang tak disinggah

Manis Hilang Sepah Dibuang

Semua terbang

Semua hilang

Semua kenyang

Semua pulang

 

Dulu kosong

Dulu menyongsong

Dulu kurang

Dulu mendulang



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler