Oleh: Hafash Giring Angin*
Gurun 2015
setelah letih saling mencari , akhirnya angin mempertemukan mereka
redamlah nyala api pada wajah rembulam
karena purnama tak pernah bersinar lama
Tuhan memberikanmu aku
Untuk membentuk makna tiap tetes rasa
Saat tawa tergerai suka
Hadirku jadi letupan bahagia
betapa pandai angin membelai
meninabobokan bunga-bunga yang tengah bermekaran
Tiga musim telah kujalani
dalam bayang-bayang masa silam
Kulukiskan kata-katamu itu laksana sebutir mutiara
sekali pun engkau hidup terbenam di dalam lumpur yang hina
Komentar Terbaru