"Menjeritlah mulut kutub-kutub yang
selama ini tertidur: 'Jangan leburkan dulu persendian kaki kami,
sebab belum tuntas kami erami telur-telur naga
"Matahari, turun memuntahkan api.
Dan bulan bergentayangan menumpahkan badai.
Serta para bintang-bintang tak
"Bahkan, air mata dan darah
pun serta-merta mewarnai sekujur waktu.
Menangisi dan menenggelamkan seluruh
mimpi-mimpi yang belum tuntas
"Lalu tanah itu pun bergetar mengguncangkan
segala isi bumi, dan laut, dan danau,
dan telaga serta sungaipun bertumpahan menghamburkan
"Maka iapun mengutus sepasukan
algojo-alam-baka untuk mengusik
sepenjuru tiang-tiang bumi." (Tanda l : 1)
Untuk kesekian kalinya, ku sadar
bahwa Waktu sungguh menakutkan.
Seperti sihir, waktu sangat mahir
menghantarkanku disini.
Hei para sesama manusia biasa!!!
Tetaplah serba biasa! Tetaplah se-biasa mungkin! Tetaplah terbiasa biasa-biasa saja! Menunggu tiba saatnya kita
Sebab tiket kehidupan dan
tiket kematian itu
sebuah paket wisata pulang-pergi.
Dan masing-masing kita: Setiap,
telah dilengkapi tiket pulang-pergi sesuai jadwal jam,
Tanggal, bulan, tahun kedatangan dan keberangkatan
rute rahasia yang telah dibooking-Nya.
Maka: Bersiap-siap dan tetaplah berkemas
Sang Agung si Pencipta itu bahkan
telah menyediakan ATM kehidupan di tiap
jengkal tanah dan di sekujur pori-pori waktu.
Dan di garis tangan kita telah
disematkan kartu ATM pribadi
dengan Pass Word sesuai Iman masing-masing..
Wajah kita yang tertular
kepada anak-anak: akan senantiasa mengingatkan
siapapun tentang kita meskipun sampai kelak
kita telah tiada.
Serta firman-
firman yang saban hari kita paku
di telinga dan hatinya
akan menyiarkan tingkah laku sepersis
keseharian kita.
Komentar Terbaru