Skip to Content

Juli 2015

Puisi-puisi Narudin



ANTADA

Entah apa yang dipikirkan mata air

sebelum memancar ke dasar sumur

ia hanya mengisi kekosongan pada lobang

sebelum ditimba oleh manusia

dan cinta adalah air

TOLIKARA NASIBMU

Hening lagi menemani sendiri
Dunia menjadi bisu ketika bintang menghiasinya
Rembulan bergejolak sana sini sinisnya duniaku

Anaka kecil baris tangis membara hilang satu satu

cinta yang berakhir dengan penyesalan

Cinta yang berakhir dengan penyesalan

 

Mukzizat

MUKZIZAT

Oleh: Emil E. Elip

 

Hidup adalah mukzizat

Justru karena ia

sama sekali tidak punya arti

 

[Jakarta, 2015]

KERTAS KU

Setiap halaman serasanya masih kosong
Tinta yang tergores di baris baris kertas pun slalu tersobek
Entah mengapa, kenapa, bagaimana

AL FATIHA Oleh : Nahwan Pasangio

Dikota tepian ini

setiap hari kami

memasuki gerbang

Universitas Mulawarman.

KERTAS BURAM Oleh : Nahwan Pasangio



Pada kertas buram ini
kureunikan segala konsep
pemikiran,cita-cita,impian
dan harapan masa depan.

LAKI-LAKI YANG TIDAK MEMAKAI BATU CINCIN

Cerpen Badaruddin Amir

 

27 Ramadhan 1437 H Oleh :Nahwan Pasangio

Sahabat kita berjalan bersama
pada masjid tempat kita I'tikaf
kita  belajar bersama
untuk kelak esok kita dapat
menjadi Imam, menjadi teladan



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler