Skip to Content

Maret 2016

Ngopi Bayar Puisi

Minum kopi memang sudah menjadi kebiasaan sebagian besar publik di seluruh dunia untuk menemani waktu senggang. Sebab itu, muncullah banyak kafetaria yang mengisi sudut-sudut kota besar di dunia.

nouwairy

aku merasakan

keheningan serupa riuh cinta

yang ditulis jemari wanita di dada

anaknya. aku membacakannya

 

di antara gemetar dedaun

PUISI WALET.CAHAYA DAN DERITA JIWA.

 

 

Cahaya itu kosong

Bagi ke-adaman yang menatap

Bahkan berjelaga

Dan tak terbersit

 

Cahaya itu tak mudah di indra

Lagu Malam

EL..EM..(lagu malam)...

 

Tak bisa tertulis kenapa harus ditulis?

Tak bisa dibaca mata kenapa harus terbaca kan?

Nihil

Dingin membisu pada suasana dimana udara pagi merayap menyambut cahaya

Namun sesungguhnya gelap masih enggan untuk melepas malam dari peraduannya

jelaga

Jelaga murka tersisa dipojok sukma

Sesal menapuk muka

Ketika kutembus hatimu dengan lidah

Sewaktu tangis air muka tertadah resah

TUAH PEREMPUAN ITU

Entah apa terjadi cincin jari manis hilang
Dari mana aku memulai
Sebait syair tersentuh sebuah lafal dari dia
Kemana arah aku menghadapi

BUAT HARI INI

Selepas umar tersisa
Ketentuan Maha Agung
Zat yang tinggi
Apa kata bersemunyi sebuah prisai
Mencari kesematan rasa takut

NYANYIAN ANGSA BATANGHARI

Dari jendela mana aku bisa menatap angsa
Katakan saja itulah diri
Nyala api risau
Terbalar jadi bara

SEKELOMPOK ORANG DI JALAN

Siang itu panas tak sebongkah awan di langit
Aku sang pelaku dan penonton
Wajah bringas dan benci
Kata~kata marah


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler