Skip to Content

Pada Sebuah Kafe

Foto YUZZ

Jarum jam di pergelangan tanganku masih menunjukan angka setengah tujuh malam.Ini berarti masih tersisa waktu setengah jam lagi,waktu yang lebih dari cukup bagiku untuk mencapai tempat tujuan.Jalanan tidak terlalu macet meski hujan lumayan deras di petang ini.Taxi yang aku tumpangi berjalan tanpa hambatan,menelusuri jalanan yang berlubang yang kini tergenang air hujan.Terlambat sepertinya menjadi kata yang terpencil dari pikiranku.

Suara ringtone dari ponselku kembali terdengar.Segera kuambil ponsel dari saku dan kulihat dari layar LED untuk melihat nomer milik siapa yang mengontakku ini.

“Yaaa....! " Aku sudah di jalan Mentawai,dekat  gerai ayam goreng amrik itu,”Jawabku sambil langsung menutup ponsel.

Sejak siang hari,temanku ini terus menerus mengontakku untuk menkonfirmasi kehadiranku di hari ulang tahunnya.Hari ini memang hari ulang tahun temanku,dia ingin merayakan hari spesialnya bersama diriku di sebuah Kafe favoritnya.Kehadiranku di hari besarnya sepertinya menjadi kado yang tak ternilai harganya melebihi hari jadinya.

Hujan mulai reda begitu kendaraan taxi yang aku tumpangi memasuki pintu masuk kafe Nabiru,kafe yang saya tuju.Suasana Kafe Nabiru di petang hari ini cukup sepi.Hujan yang mengguyur sejak sore hari,membuat pengunjung Kafe yang biasanya ramai kini berkurang jauh,hanya beberapa meja saja yang terisi pengunjung.

Kafe Nabiru memang termasuk salah satu kafe favorit yang paling disukai pengunjung di kota ini.Aku juga tidak tahu apa yang menyebabkan Kafe Nabiru menjadi destinasi utama masyarakat kota ini untuk berkongkow-kongkow ria,menghabiskan sebagian waktunya,mengendurkan urat-urat syaraf yang kaku akibat seharian dipaksa beraktifitas.

Tak ada sesuatu di tempat ini yang menurutku sangat istimewa.Mulai dari menu makanan yang ditawarkan semua serba standar Kafe.Minuman yang sekali tiga uang dengan minuman-minuman yang ada di Kafe-Kafe lain di kota ini.Demikian pula dengan performa live music sudah menjadi hal lumrah bagi pengunjung Kafe yang umumnya berasal dari golongan anak muda atau dewasa muda.Mungkin disain interior dari kafe ini yang agak sedikit berbeda,ditambah lokasinya yang strategis membuat banyak pengunjung tertarik mengunjunginya. Kafe ini menempati sebuah gedung tempo dulu peninggalan jaman kolonial.Sang disainer Kafe Nabiru mampu dengan apik memadukan unsur kejadulan kolonial dengan sentuhan modern kontemporer.Cukup unik atau malah amburadul  melihat panel LED moderen yang dipasang di dinding tembok  bergaya art decco itu.

“Kendy ! “

Terdengar seseorang menyapaku.Cukup nyaring terdengar karena suasana Kafe yang agak sedikit sepi petang ini.Dia tampak melambai-lambaikan tangannya untuk mengarahkanku duduk di meja di mana dia berada.Meja itu menempati sudut ruang kiri dari gedung Kafe .Hanya ada tiga meja di sudut ruangan ini,dan dia menjadi pengunjung satu-satunya.

“Mengapa kamu lama sekali sih? Aku benar-benar nyaris mati karena was-was ,jangan-jangan kamu tidak datang,”

Dia langsung berkata padaku begitu aku mulai menarik kursi  di bawah meja.Wajahnya menunjukan sebuah kelegaan dan kegembiraan karena orang yang dinanti-nantikannya itu kini telah tiba di depannya.

“Sekarang jam berapa? ”Aku malah balik bertanya.

Temanku hanya tersenyum saja menyadari bahwa aku datang tepat seperti waktu yang ia sepakati.Kulihat dia begitu manja,tangan kanannya memegang tangan kiriku sementara matanya terus menatap mataku dengan bibir yang tak hentinya memberi senyuman manis.

“Oh, hari ini kamu berulang tahun ,ya? ” Kataku sambil menyerahkan kado mungil yang telah aku persiapkan kepadanya.

“Terima kasih Kendy,kau satu-satunya pria yang selalu ingat akan hari jadiku,”

Dia tampak sekali gede rumasa,seakan-akan aku penuh perhatian padanya padahal dia sendiri yang memberitahuku lewat SMS yang dikirim kemarin bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Temanku mulai membuka-buka daftar menu yang sedari tadi ada di atas meja.Ia menawarkan menu makanan apa yang hendak kupesan.Aku hanya menurut apa yang ia pesan saja.Temanku kemudian menulis di secarik kertas pemesanan yang memang sudah tersedia.Segera diserahkannya kertas itu kepada pelayan kafe yang sudah berdiri disamping meja.Kembali dia menatap aku lagi,wajahnya begitu sumringah.Kami memang sudah lama tidak bertemu,dia tampak begitu merindukan saat-saat seperti ini.
“Kendy,kenapa sih kamu akhir-akhir ini begitu sulit aku hubungi,kamu kok seperti ingin menjauh dariku,telepon tak pernah dijawab,SMS tak pernah kau balas,dan kamu jarang ada di tempat kostmu? ” kata temanku.

Dia sepertinya kecewa padaku karena sudah tiga bulan ini aku tak pernah menghubunginya.Ya,aku memang sengaja untuk mencoba menjauhinya sedikit demi sedikit.

Dulu memang sewaktu kami masih sama-sama berstatus mahasiswa, kami berdua begitu dekat. Aku akui dulu aku memang berhutang budi padanya.Sebagai seorang mahasiswa yang berlatar belakang keluarga dengan ekonomi pas-pasan,aku sangat kerepotan dalam menyelesaikan kuliahku.Mulai dari uang kiriman orang tua yang sering terlambat dengan nominal yang kurang,buku-buku perkuliahan yang tak mampu kubeli,sampai kegiatan-kegiatan kampus yang wajib aku ikuti yang tentu saja itu semua membutuhkan biaya.Temanku ini yang menjadi dewa penyelamatku.Pokoknya apapun yang aku butuhkan,dia pasti bersedia menolongku.Namun lama-lama aku merasa ada udang di balik batu dari kebaikan dan kedekatan dia kepadaku.

“Aku sengaja menghadiri hari ulang tahunmu dengan mengorbankan waktu lemburku,inikah yang kau sebut mulai jauh darimu? " Jawabku.Temanku hanya tersenyum saja mendengar jawabanku ini.

"Kendy aku ingin kamu jujur,bagaimana sosok aku dimatamu? " Kata temanku ini dengan wajah yang kali ini tampak serius.Aku menjelaskan pada dirinya bahwa dimataku ia adalah sahabatku yang paling dermawan yang siap kapan saja membantuku.

“Hanya sahabat? ” Tanyanya lagi dengan wajah yang mendadak sekali penuh dengan kekecewaan.

Aku diam saja,karena menyadari ucapanku bakal membuat kecewa berat hatinya.Temanku mulai menjelaskan latar belakang mengapa hanya diriku seorang yang selalu di undangnya di pesta hari jadinya.Tak pernah ada pria lain yang selalu diundang ke pestanya selain diriku.Tiba-tiba kedua tangannya memegang kedua tanganku dengan pandangan mata sayu.

“Aku mencintaimu,Kendy.”

Kalimat terakhir yang keluar dari mulutnya membuat aku tertegun.Yang aku khawatirkan selama ini akhirnya terjadi juga,temanku yang begitu baik denganku ternyata benar jatuh hati padaku.Tapi aku masih tak menyangka kalau ia berani secara terus terang mengungkapkan perasaannya langsung padaku tepat di hari jadinya.

“Jadi itu alasan sebenarnya mengapa kau selalu baik padaku selama ini.”

“Bukan Kenndy,aku selama ini suka menolongmu bukan karena ingin mengharap kau membalasnya,tapi sungguh, percayalah  padaku Kendy, Aku tulus menolongmu.”Jawabnya seolah menampik kebaikannya selama ini padaku karena ada maunya.

“Aku tak mungkin membalas cintamu, Maafkan aku! ”Tegasku sambil melepaskan kedua tangan dari genggaman kedua tangannya.

“Kendy...!”Dia berteriak seakan tak percaya aku menolak cintanya.

Tampak air mata mulai berlinang di kedua bola matanya,sebenarnya aku benar-benar merasa kasihan melihatnya,apalagi dia begitu baik padaku selama ini.Aku tahu kalimat tegas dariku tadi membuatnya kecewa dan sakit hati sekali,tapi sekali lagi aku memang harus melakukannya.Aku merasa suasana sudah tak nyaman lagi karenanya aku segera berdiri untuk melangkah keluar dari kafe Nabiru.Namun langkahku ini tersendat,dia memegang tanganku kuat-kuat.

“Kendy jangan pergi ! Tolong katakan mengapa kamu mencampakkan cintaku? ” Teriak dia sambil berusaha menarikku kembali duduk di meja kafe.

Teriakan kerasnya membuat kami berdua kini menjadi pusat perhatian para pelayan kafe,bahkan pelayan cafe yang membawa baki makanan pesanan kami tadi hanya berdiri saja.Sepertinya pelayan itu ragu dan bingung untuk meletakan menu makanan pesanan kami tadi di atas meja.Aku jadi malu sekali,mereka semua yang melihat kami pasti mengira aku telah berselingkuh dan membuat pasanganku berlinang air mata.

“Kamu tahu mengapa aku tidak mungkin membalas cintamu? ” Kataku padanya.

Aku sudah ingin segera meninggalkan kafe ini karena tak kuat menjadi pusat perhatian pengunjung kafe Nabiru ini.Kepalang basah bagiku untuk segera mengakhiri kedekatan hubungan kami berdua mesti tentu saja akan menyakiti dirinya.

“Katakan saja segera,aku ingin tahu! ” Jawabnya penuh dengan rasa penasaran.

“Aku tidak bisa mencintaimu bukan karena aku membencimu,atau kamu adalah seburuk-buruknya orang.Tapi aku tidak mencintaimu,karena kamu seorang......COWOK ! ”


.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler