(Di batas pengertian-pengertian, di ambang pintu pemahaman dan hasrat penasaran di hadapan rahasia)
Tuliskan aku satu kalimat saja, yang tak sempat disampaikan detak kepada sajak. Satu kata atau tanda baca yang mewakili seluruh kita; tanpa tanda tanya setelahnya, tanpa kebencian mengiringinya.
Tuliskan aku satu huruf, yang paling candu; selain kita dan rindu, selain kau dan aku. Selain apa yang ada dalam ingatan setelah bertahun-tahun membeku. Sebuah jeda diantara ribuan kosakata yang bukan hanya cinta dan empunya, saat puisi-puisi tak bernyawa dan dilupakan penyairnya--penyair kehilangan kata-katanya.
Sampaikanlah, ungkapan kejujuran hatimu yang rindu, kalimat-kalimat yang tak sampai itu ke hadapan rahasia bersama pelepah kemunafikan kita. Agar kelak kubaca ia mewujud sebagai ruh yang membangkitkanku ketika terjatuh. Sebab di sanalah segala pendirusan bermukim; melucuti harapan, kenangan dan ketakutan kita setiap musim.
-
Tangerang, 2017.
Komentar
Tulis komentar baru