Bumi Kartini

Nusantara dalam keragamannya; kesadaran, kepercayaan dan kasih sayang. Ketiganya begitu sarat akan makna dari setiap peristiwa dalam kehidupan kita semua. Kesadaran yang sangat kompleks dalam jiwa, bahwa setiap individu layak memiliki tempat menetap dan tinggal. Layak mempercayai dan meyakini apa yang belum, akan dan sudah terjadi. Layak memberi, menerima dan menyebarluaskan cinta kasih pada sesama ciptaan yang mengemban amanah Tuhan. Dan kelayakan itu sendiri perlu disadari dengan semangat juang muda-mudi pertiwi--generasi cinta bumi.

Ini hari adalah tentang mengingat, mengenang, serta meneruskan gairah juang yang sangat spesial. Puisi-puisi berserakan, beterbangan membubung tinggi seluas apa yang selama ini menetap di pikiran; terpenjara dan tak bisa melakukan apa-apa. Menyuratkan mimpi-mimpi kepada kehidupan bahwa perjuangan belum selesai. Pembodohan yang mengatasnamakan hukum perlu disingkirkan, hasutan sebab keserakahan harus diperhatikan, jangan ada lagi hak-hak kebebasan terlantar di jalanan, di kolong jembatan, di lampu-lampu merah persimpangan.

Kita merasa bahagia karena memiliki dan mendapatkan sesuatu yang berharga, yang diperjuangkan dengan sungguh-sungguh tanpa menghiraukan duka dan luka ketika mencapainya. Kemerdekaan, kebebasan, kesejahteraan. Menjaganya adalah kemuliaan, sebab menjaga adalah tanggung jawab kesadaran. Sadar bahwa kemerdekaan kita bukan diberikan dari dan atas dasar rasa iba penjajahan. Sadar bahwa kebebasan yang baik takan pernah mati, ia abadi dalam gejolak Bumi Kartini.

Selamat riang Bumi. Salam cinta Pertiwi. Salam reinkarnasi Kartini.

-

Jakarta, 2017.