Pagi diajeng ...
Hari ini seratus tiga puluh delapan sudah
Awal tangismu mengisi bumi pertiwi
Sampai saat kau ajarkan kaum kami melukis pelangi
Kau tak ingin kaum putri nelangsa di negeri sendiri
Karena fakir makna dan lupa berbahasa
Diajeng ...
Semua tahu engkau kaum priyayi
Tapi sedikit yang mengerti di aliran darahmu ada darah nyai dan kyai
Sampai saat ini kau jaga pundak dan betismu
Dengan kebaya dan kain jarik bercorak khas jepara
Diajeng ...
Bila saja masih kau sempat untuk menulis
Mungkin kau pesankan untuk putri
Jaga martabat dan harga diri
Jangan kau umbar belahan dada yang terkadang tak indah
Jangan kau lepas maghligai sebelum kau ikatan dengan suci
Teruslah putri mencari makna tanpa lupa menanak nasi
Diajaeng ...
Semoga Maha Penyanyang menulis jasamu
Semoga Maha Pengampun membersihkan khilafmu
Aku dan putri pasti akan menyusulmu kelak ...
Komentar
Tulis komentar baru