tak pernah kupandang matamu yang nyata, jemariku tak pernah menggengam hangat ragamu, ku biarkan bebas jiwamu bernafas tanpa sesak walau tak mampu separuh nafas ini mengembalikan airmatamu, benar bukan karena hasrat semua bertali, semua kembali karena kuasaku, masih ada sepenggal cerita yang belum terselesaikan dalam prosa prosa ilalang, masih ada syair pejalan yang masih ingin dilantunkan, tali tali kepangan ilalang masih tersimpan dan tak pernah tergadaikan, jangan pernah pejamkan matamu untukku ...
Komentar
Tulis komentar baru