BAGIAN I:
Thomas sedang mempersiapkan materi presentasi yang akan disampaikan pada kegiatan Sosialisasi Desa Sayang Ibu kepada ibu-ibu PKK kabupaten paling ujung Timur Indonesia, ketika ada SMS masuk. Suara SMS yang masuk memecah kesunyian malam dan konsentrasi Thomas. Diliriknya jam dimeja kerjanya jam 12.00 tengah malam,
“ Siapa ya.. tengah malam begini kirim sms.., jangan-jangan ada yang sakit parah, tapi biasanya langsung telpon “gumam hatinya. Profesinya sebagai dokter mengharuskan dia selalu siap kapanpun diperlukan. Diraihnya hape dan dibacanya. Tak ada nama pengirim, berarti nomor asing, dibukanya dan dibacanya....
“ Selamat Ulang Tahun ke 50 Semoga Selalu Sukses dan bahagia dalam menjalani kehidupan” bunyi sms yang masuk, kemudian dibawahnya ada gambar kue Ulang tahun dengan lilin yang bergerak gerak seperti tertiup angin.
“ Oh ya hari ini ulang tahunku yang ke setengah abad ya, umur yang cukup matang.....” gumamnya, lalu dilanjutkannya melihat sms tadi ke pengirimnya. Betapa terkejutnya ia.. disitu tertulis nama ...Cindy Cintho 18.!. Jantungnya serasa berhenti sebentar , perasaannya campur aduk. Betapa tidak!! nama itu sudah berpuluhpuluh tahun berusaha dikuburkannya tapi tak pernah bisa. Sekuat ia mencoba melupakannya , sekuat itu pula nama itu melekat dalam hatinya.
Sekian lama pula ia kehilangan jejak Cindy. Terakhir ia ketemu tahun 1982. Ia sengaja datang ke Solo dari tempatnya kuliah di Makasar, sesudah itu sempat surat-suratan selama lebih kurang 2 bulan kemudian tak ada khabar lagi, surat yang dikirimkannya kembali dengan catatan dari Pos bahwa yang dituju sudah pindah alamat. Cindy bagai lenyap ditelan bumi. Yahhh Cindy adalah orang yang sangat dicintainya tapi telah mengkhianati cintanya 27 tahun yang lalu.... Luka lama kembali menguak memberikan rasa perih tak terkira... ingatannya menerawang ke waktu lebih seperempat abad silam.
*****
Thomas sudah mulai menyenangi Cindy justru sejak gadis itu masih kecil... kelas 6 SD sementara Thomas sendiri masih duduk di SMP kelas 3. Cindy. Adalah gadis biasa saja... malah justru kalau bisa dibilang Cindy. adalah seorang gadis kecil dari keluarga yang awalnya hidup serba kecukupan dan bahagia, tapi setelah ayahnya mendapat tugas di Pulau Jawa dan menikah lagi otomatis tumpuan keluarga ada di pundak ibunya yang sehari-hari bekerja menerima jahitan, praktis kehidupan mereka tergolong pada keluarga yang sangat sederhana. Tubuhnya kurus, agak hitam dan rambut krol* sebahu. Tidak seperti layaknya gadis kecil lain yang berangkat sekolah dengan rambut yang diikat rapi, atau dikepang dan berpita, rambut Cindy dibiarkan tergerai dan acak-acakan bagai tak terurus. Mereka sering berpapasan bila pulang sekolah. Cindy bersepeda dengan menggoncengkan adiknya dan pada kesempatan itu, Thomas sering mencari perhatian gadis kecil itu dengan menggoda bahkan sering menyambar-nyambar atau istilahnya menyerempet nyerempet gadis kecil tadi dengan sepedanya. Sementara si gadis kecil yang tidak tau apa-apa itu kadang ketakutan. Tapi anehnya kadangkadang juga merasa ada yang “hilang” jika tidak bertemu dengan tukang serempet tadi.
Ketika selesai ujian, Cindy kemudian melanjutkan ke SMP dan Thomas masuk SMA. disitu Thomas lebih bisa sering bertemu Cindy karena sekolah mereka berdekatan. Cindypun tumbuh menjadi gadis yang manis... walaupun dalam kondisi yang serba kesulitan. Ia harus membantu ibunya mengurus 6 orang adiknya yang masih kecil-kecil. Sepulang sekolah , terutama di musim kemarau, disaat anak-anak lain bermain boneka, bekel atau loncat karet, Cindy harus membantu ibunya untuk mencari air bersih di tempat lain yang kira-kira berjarak 3 km dari rumahnya. Dengan menggunakan sepeda dan dua ember berukuran sedang berisi air diletakkan distang sepeda. Hal ini dilakukan karena di tempat tinggal mereka, Polder, pada saat musim kemarau, kesulitan air bersih, sementara air sumur yang ada rasanya slobar*. Terkadang timbul rasa iri melihat teman temannya asyik bermain, tapi apa mau dikata ia harus membantu orang tuanya.
Cindy selain merasakan perih yang dirasakan ibunya juga merasakan beban yang harus ditanggung ibunya.. Rasa rindu akan belaian kasih sayang ayah , juga akan perlindungannya, tumbuh seiring dengan rasa benci karena sang ayah tak dapat memberikan kasih sayangnya.
Keadaan itu membuat Thomas lebih mempunyai perhatian khusus, walaupun untuk anak seusia Thomas belum bisa melakukan sesuatu yang bisa meringankan beban, namun dalam hatinya telah tertanam suatu kelak ia ingin membahagiakan Cindy.
***
“ Selamat Ulang Tahun Papa...” Tiba-tiba Monic istri yang dicintainya memeluk dari belakang membuyarkan semua lamunannya. Istrinya mencium mesra rambut Thomas lalu duduk langsung disamping Thomas ....ya hal ini sering mereka lakukan. Kemesraan-kemesraan kecil selalu mereka lakukan untuk merekatkan kasih antara mereka.
“ Ahh...mama bikin papa kaget saja trima kasih ma...” Thomas balas mencium kening istrinya..
“ Pa .. kenapa papa melamun.. hari sudah larut Pa...kita pi* tidur yo. “ ajak istrinya..
“ Oh ya?? Ahhh papa tidak melamun..ma..., lihat,,, papa sedang persiapkan power point untuk besok ada sosialisasi buat mama-mama itu... ibu-ibu PKK . Hari su malamkah??? Oh Iyo.. sebentar papa selesaikan dolo kerjaan papa tra lama lagi .. mama masuk saja dolo...” jawab Thomas.
“ Baik sudah ... mama tunggu ya pa.... “ jawab Monic manja.
Setelah mensave power pointnya, langsung di shutdownnya, dan dimasukkannya laptop ke dalam tas laptop, supaya besok pagi tidak repot lagi.
Diambilnya hape, berbagai perasaan berkecamuk didadanya, tak bisa dipungkiri masih ada rasa sayang namun ada juga sakit hati , kecewa , benci dan mungkin berubah menjadi dendam yang sudah lama terpendam dalam hatinya. Buru-buru dimatikannya hapenya.
Monic masuk kedalam kamar, Ia sudah siapkan surprise untuk suaminya tercinta dihari ulang tahunnya. Kamar yang harum dengan tebaran bunga melati lampu disudut ruangan ... dan tentu saja ia juga sudah siap akan memberikan sesuatu yang istimewa, edisi spesial ulang tahun hasil konsultasi dengan Jeng Ratih, bibi jamu langganannya yang walaupun umurnya sudah 50 tahun tapi masih nampak singset dan seksi yang membuat kang Broto lengket dan nurutin semua kemauan Jeng Ratih. Semua ini dia siapkan ketika suaminya sedang praktek, dan biasanya sehabis praktek Thomas memang tidak kekamar tidur melainkan makan, kemudian keruang tengah nonton TV bersama anak-anak atau ke ruang kerjanya.
Monic berdiri didekat stop kontak dan lampu sengaja dipadamkan.. Tak lama Thomas masuk dan berniat menghidupkan lampu tapi langsung tangan Thomas ditangkap Monic dan lampu remang dinyalakan... Thomas tau maksud Monic dan sejenak ia lupa pada Sms yang baru diterimanya. Dipeluknya Monic dan berbisik...” Papa sayang dan cinta mama “ Monic tak sempat menjawab lagi karena untuk bernafas saja sudah sesak, Thomas tlah membungkam mulutnya.......
BAGIAN: 2
Thomas masih asyik didepan kaca mematut baju kerjanya, kemudian menyisir rambutnya yang lebat ,dilihatnya sudah ada uban yang menandai bertambahnya usia. Yahh umur Thomas sekarang setengah abad..Walau telah beruban, masih ada sisa-sisa ketampananku gumamnya.... tak terhitung gadis yang mengejarku sewaktu kuliah di Kedokteran UNHAS dulu..ada Sofi adik angkatan yang rajin meminjamkan catatan , Ada popi anak Dogi ( Kedokteran Gigi), Melani.... dan masih banyak lagi....Tapi thomas tak pernah serius menanggapi mereka, yah sekedar jalan-jalan ke pantai, nonton, makan bareng dihari minggu, melepaskan penat dan jenuh menjalani kuliah selama seminggu...Sementara di hatinya ada Cindy.Cintho..18.yang masih sekolah SMA di Papua, Cintho 18 merupakan singkatan nama mereka Cindy dan Thomas sementara 18 adalah tanggal kelahiran mereka , sama sama tanggal 18 hanya berbeda bulan saja , Hubungan mereka jalani melalui surat-surat, walaupun surat mereka kurang lancar, tapi Thomas begitu yakin Cindy menunggunya. Yahh.... kembali Thomas ingat Sms semalam dari Cindy.., gadis itu, gadis itu yang benar-benar kucintai, kusayangi tapi ternyata lepas dari genggaman., kurang apa pengorbananku buatmu Cindy????
“ Kamu rela mengkhianati cintaku dengan memilih lelaki lain menjadi suamimu..” gumam Thomas dengan penuh geram,
“ Kamu sudah menghancurkan cita-citaku Cindy. Ya Tuhan .... aku benci gadis itu tapi kenapa aku tak bisa melupakannya..dan kenapa kini ia muncul lagi........” Suara hati Thomas menjerit menahan sakit hati tak terperikan.
*****
“ Waduh....Papa lama amat bercerminnya...... Lho..... koq cemberut......kenapa pa??? tanya Monic yang tiba-tiba muncul dikamar sambil menghampiri
“ Oh tidak...tidak.... papa tidak cemberut.... papa coba bayangkan muka papa kalau papa cemberut ternyata jelek “ Jawab Thomas berusaha menutupi.
“ Makanya harus banyak senyum....” kata monic sambil mengambil kaos kaki di lemari.
“ Kaoskakinya ganti pa... ini hadiah mama juga lho...”lanjut Monic “ Makasih ma..papa sayang dan cinta mama” jawab Thomas sambil mendaratkan ciuman dikeningnya....kata-kata dan ciuman itu sudah menjadi suatu kebiasaan dipagi hari dan menjelang tidur. Sungguh Thomas sangat pandai membahagiakan istrinya..
Di meja makan sudah tersedia sarapan dan anak2nya Alya dan Frank berebut mengucapkan selamat Ulang tahun dengan memberikan ciuman.. terutama Alya anak perempuannya yang cantik yang sangat dekat dengan Thomas.
“ Selamat Ulang Tahun pa..ini hadiah buat papa..” Alya menyodorkan bungkusan kecil kehadapan Thomas.
“ Untuk Papa?? Trima kasih ya... “Thomas menerima sambil kembali mendaratkan ciuman di pipi Alya... sungguh keluarga yang bahagia....
“ Langsung buka sudah..pa.. dan langsung dipakai.. “ kata Alya manja...
“Baik sudah papa buka hadiah dari anak papa yang tersayang..... wow.... bagus skali arlojinya.. Alya...” Thomas membuka dan langsung memakainya... Waktunya su cocok kah belum dengan waktu Indonesia Timur????
“Sudah pa...” jawab Alya... lalu mereka melanjutkan sarapan sambil merencanakan untuk merayakan Ulang Tahun papanya sore nanti dipantai melihat sunset yang sangat indah dilanjutkan dengan makan malam di rumah makan langganan mereka. Setelah itu Thomas bersama sopir yang juga masih saudara mereka mengantar Frank kesekolah... Sementara Alya pergi naik motor ke sekolah.
Selepas mengantar Frank . Kembali Thomas teringat Cindy..
” Untuk apa dia menghubungi aku? Apa belum cukup ia menyakiti hatiku ??? Apa dia kira sakit hatiku bisa terobati hanya dengan sepotong sms ucapan selamat ulang tahun ?? Cindy Kau sudah menghancurkan impianku, harapanku, masa depanku...Tak akan pernah aku balas sms mu” gumamnya....
“ Aku sudah menikah.. punya anakanak yang cantik, tampan, pintar, untuk apa aku peduli dengan dia lagi??” pikirnya.
“ Dia juga sudah menikah bahkan disaat aku sedang bersusah payah menyelesaikan studiku, dia menikah ..padahal.... aku... yakin sekali ia tak akan mungkin meninggalkanku...Cindy ..aku tau kau sangat mencintaiku juga dan .... kau telah buktikan itu.. tapi kenapa kau tinggalkan aku ????.kata suara hati Thomas.
Thomas begitu yakin Cindy mencintainya dan setia menantinya menyelesaikan kuliahnya di Kedokteran, inilah yang menjadi pendorong semangatnya untuk segera menyelesaikan kuliahnya. Tapi ia begitu terpukul ketika Cindy hilang tak tentu rimbanya, kuliahnya hampir saja berantakan. Hanya dengan semangat ingin membahagiakan kedua orang tuanyalah ia bisa menyelesaikan studinya.. sementara itu ia mencoba melupakan Cindy dan mencoba mencari penggantinya. Satu, dua, tiga bahkan lebih wanita disinggahinya untuk mengisi kekosongan jiwanya.... tapi tak bertemu. kehidupan malam pun pernah ia lalui,,.. sampai akhirnya disaat hatinya sudah lelah mencari ia bertemu Monic. Wanita dengan kelembutan dan kesabaran tinggi ini, mampu menjadi pelabuhan terakhir Thomas, mereka kemudian menikah. Tapi ia masih belum bisa melupakan Cindy, wanita yang pernah dicintainya sekaligus penghancur hidupnya,.
“ Ohhh tidak ... alangkah kejamnya aku kalau hanya untuk membalas sms aja aku tak mau.. gumamnya pula..aku masih sayang padamu” sambung suara hatinya. Mobil berhenti tepat didepan pintu kantor...membuyarkan lamunan Thomas.
“ Katong* Su* sampai Kaka*.. “ kata Jhon memanggil Kaka pada Thomas karena memang kalau diurut secara kekeluargaan Jhon yang sekaligus supir ini masih harus memanggil Kaka pada Thomas.
“ Oh Iyo... Ko* tunggu di depan saja ya nanti habis apel ada acara di Pemda.” Kata Thomas sembari bergegas keruang kerjanya untuk segera membalas sms. Sekedarnya saja dia membalas sapaan karyawannya di kantor, tidak seperti biasa dia rela ngobrol dengan karyawannya bila masih ada waktu sebelum apel.
Diambilnya hapenya.. saat mau membalas teringat kembali..perlakuan Cindy.. Ah...gadis aneh....gadis yang sudah menghancurkan masa depanku... biar dia rasakan bagaimana sakitnya hatiku... dimasukkannya lagi hapenya...Diurungkannya niatnya untuk membalas SMS Cindy. Tak lama hapenya berdering ....dilihatnya dari Cindy.... dibiarkannya sampai deringnya habis.....begitu terus sampai 3 kali, sesudah itu hape itu diam....Bersamaan dengan itu bunyi sirene apel pagi terdengar...
Bagian 3
Cindy menyimpan kembali hapenya... ada gurat kekecewaan muncul diwajahnya yang nampak lebih tua dari umurnya. Sudah 4 Kali ia coba menghubungi Thomas, tadi pagi sesudah subuh ia coba hubungi..yah.. kalau jam setengah enam pagi di Jawa, berarti di Papua Jam setengah delapan. Kemudian baru saja ia coba menelepon kembali, tapi tak diangkat juga, ia ingin mengatakan sesuatu secara langsung karena hal ini sangat rahasia. Ia tak mau hal ini disampaikannya melalui sms.. Kembali kepalanya terasa nyeri dan pusing yang menyentaknyentak. Dilihatnya arlojinya .. pukul sepuluh WIB,
”Seharusnya saat ini Thomas sedang istirahat kantor... ataukah ia sibuk??” tanya hatinya..
Perlahan Dihirupnya kuah Soto yang masih panas..yang ada dihadapannya. Kuah soto yang segar dan hangat sedikit mengurangi rasa sakitnya.
Saat ini ia sedang menunggu Feby , Cindy baru saja memeriksakan kesehatannya di RS Umum dan Feby sedang mengurus pendaftaran S2nya .Mereka berjanji untuk bertemu diwarung Soto di Solo dekat Rumah sakit, untuk kemudian bersama-sama pulang ke Karanganyar. Menjelang pernikahan Feby ini. Ia berjanji pada diri sendiri akan menyampaikan hal yang sangat penting pada Feby anaknya. Hal yang sama juga akan disampaikannya pada Thomas. Itu sebabnya ia juga mencoba menghubungi Thomas setelah tadi malam ia mengucapkan Selamat Ulang Tahun.Tanpa diduganya, ada hal lain juga yang cukup penting tentang dirinya dan baru saja diketahuinya dari dokter yang memeriksanya. Dirogohnya secarik resep dari kantong bajunya.terngiang ucapan dokter saat memberikan resep “ Obat ini hanya membantu mengurangi rasa sakit ibu, tapi saran saya sebaiknya ibu operasi”.Dilipatnya kembali resep dan dimasukkannya lagi kedalam kantong bajunya “ Biarlah aku sudah bahagia mengantarkan Feby ke gerbang pernikahan, sudah ada yang mengurus Feby,aku pasrah ” kata suara hatinya.
*******
Yah... Cindy pernah menikah dengan duda tanpa anak yang ditinggal mati istrinya, kemudian punya anak satu, tapi kini, ia hidup berdua dengan Febi karena mereka telah bercerai dan suaminyapun sudah menikah lagi dengan wanita lain 20 tahun yang lalu .... Mas Jito mantan suaminya beda 3 tahun diatas usia Cindy, masih sepupu jauh dengan Cindy, dia sebenarnya laki-laki yang baik dan sangat sayang dengan Cindy, Cindy masih cucu demang zaman dahulu di kampungnya, Delanggu. Cindy juga teman bermain mas Jito semasa kecil sebelum keluarga Cindy pindah ke Papua. Demang adalah jabatan terhormat setara dengan camat dan sangat disegani masyarakat pada masa itu, karena yang menjadi Demang adalah masih keturunan rajaraja zaman dahulu.
Mas Jito yang sudah menduda 3 tahun memberanikan diri melamar Cindy ketika cindy disidang keluarga di kampung karena mengandung dan tidak mau mengakui siapa yang harus bertanggung jawab.
Ibunya yang sengaja datang dari Papua sangat terpukul dengan perbuatan Cindy dan memberi ultimatum jika cindy tak mau mengakui siapa yang harus bertanggung jawab , maka dia harus mau menerima lamaran mas Jito. Akhirnya Cindy yang tetap bersikeras tutup mulut, memilih mau menerima lamaran Mas Jito. Mereka kemudian menikah... dan setelah menikah mas Jito tidak pernah menyentuhnya, karena dia tahu Cindy tidak mencintainya.. Tapi ia yakin dengan ketelatenannya memperhatikan Cindy dan kandungannya... cinta Cindy akan tumbuh dengan sendirinya dan melupakan laki2 masa lalunya. Semua itu dilakukannya karena ia sangat menyayangi Cindy. Saat masa kecil mereka... Mas Jitolah yang seringkali menolong Cindy jika Cindy mendapat masalah, misalnya saat menyeberang kali kecil dibelakang rumah, selalu Mas Jito yang menggendongnya, atau saat Cindy ingin memetik buah dan tangannya tak sampai... Mas jito pula yang memetikkannya. Tak dinyana... kini Mas Jito pulalah yang menyelamatkan Cindy......
Cindy berhenti kuliah. Kemudian hidup mendampingi Mas Jito mengurus usaha penggilingan padi di kampungnya.
Hari berganti bulan pun berganti. Tiba saatnya Cindy melahirkan bayinya dengan bantuan bidan kampung.. Bayi perempuan lahir dengan sehat. Mas Jito pun nampak sayang dengan bayinya. Kadang ditengah malam mas Jito rela menggantikan popok bayinya ataupun membuatkan susu jika si bayi menangis sementara Cindy masih tertidur karena kecapekan tidak mendengar tangisan bayinya.
Hati Cindy perlahan luluh , ia mulai belajar mencintai mas Jito dan berlaku sebagaimana layaknya istri, bahkan Cindy berusaha sebaik mungkin mencintai dan melayani mas Jito sebagai rasa terima kasih atas perhatian, cinta dan kasih sayang yang telah diberikan mas Jito padanya.
“ Mas, bagaimana kalau kita beternak bebek , kita kan punya banyak dedak hasil penggilingan, kita cari bebek petelur Tiktok biar hasil telurnya banyak dan bebek itu bisa juga mengerami telurnya jadi selain telur kita bisa mengembang biakkannya. Kalau bebeknya dijual untuk dikonsumsi dagingnya juga enak mas... “ usul Cindy pada mas Jito. Cindy selain memperhatikan kebutuhan Mas Jito ia juga ikut berperan dalam usaha mas Jito. Usaha penggilingan padi mereka semakin maju karena cindy selain pernah kuliah di Fakultas pertanian, ia juga wanita pekerja yang ulet. Usul cindypun diterima dan berselang satu tahun sudah berkembang menjadi produsen telur bebek dan daging bebek yang dikirim sampai ke Solo, Karanganyar bahkan sampai ke Semarang. Kemudian usaha berlanjut dengan mulai merintis usaha dalam pengolahan telur asin dengan aneka rasa. Segala urusan penggilingan padi, ternak bebek menjadi kegiatan Cindy, sementara Mas Jito lebih banyak mencari peluang pasar di luar daerah bagi pengembangan usaha mereka.
Waktupun berjalan terus. Febi berumur 4 tahun dan sudah memasuki usia sekolah. Cindy mendaftarkan Febi di Madrasah dengan harapan agar selain menimba ilmu secara umum juga bisa menimba ilmu agama. Semua ini dilakukan Cindy karena cindy merasa sangat minim pengetahuan agamanya. Ya.. Cindy memeluk agama islam beberapa waktu sebelum menikah dengan Mas Jito. Sebagai seorang ibu ia merasa bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya termasuk pendidikan agamanya, sementara Jika mengharapkan Mas Jito, rasanya tidak mungkin karena Mas Jito terlalu sibuk. Keputusan inipun diambil atas persetujuan Mas Jito.
“ Mas ... Feby sudah harus sekolah, ke sekolah mana kita masukkan Feby Mas??” Cindy bertanya pada suatu sore sambil menikmati pisang goreng dan teh manis.
” Yah.. dimana saja yang penting mudah dipantau, mudah antar jemputnya karena akukan tidak bisa menjemputnya, paling juga hanya mengantar lalu nanti kamu yang jemput.” Jawab mas Jito.
“ Gini mas maksud aku Feby mau aku masukkan ke Madrasah, karena disana ada pelajaran agama islamnya, pengetahuan agama islamku kan minim, sementara mas sendiri sibuk...” Cindy mengajukan usul sekaligus argumen.
“ Yahh begitu juga bagus untuk Feby Yah kamukan ibunya, jadi pasti tau yang terbaik untuk Feby..” Jawab Mas Jito
“ Mas !!! “ Cindy tercekat mendengar ucapan Mas Jito...
“ Kenapa ?? Apa aku salah ngomong?? Maksud aku yahhh masalah pendidikan memang tugas ibu, dan kamu sebagai seorang ibu pasti lebih tau apa yang terbaik buat Feby, sementara tugas aku mencari nafkah , begitukan ???” Mas Jito berusaha meluruskan kata-katanya.
“ Tapi aku merasa maksud mas bukan begitu.....” Jawab Cindy setengah menangis..
“ Ah itu hanya perasaanmu saja.... sudahlah tak usaah dipermasalahkan lagi...” jawab mas Jito.
“ Mas... aku juga sebenarnya ingin memiliki anak darimu, anak kita,, kalau ada waktu kita samasama berlibur ke suatu tempat yang menyenangkan... siapa tau dengan suasana yang santai aku bisa hamil, kemudian kita mendapatkan anak. “ Kata Cindy.
“ Yahh nanti kalau pekerjaanku bisa kutinggalkan” Jawab Mas Jito Pendek.
Mas Jito memang bukan ayah biologis Feby, beruntung Feby sangat mirip dengan Cindy sehingga tak menimbulkan pertanyaan orang, hanya saja garis alis matanya yang tebal yang berbeda dengan cindy, tapi untungnya juga kakek cindy memiliki garis alis yang tebal.. jadi keberadaan Feby kata orang perpaduan Cindy dan kakeknya. Sampai saat ini Cindy masih merahasiakan ayah biologis Feby dan tak seorangpun yang tau siapa ayah biologis Feby.
Cindy kini punya jadwal khusus menjemput Feby, sengaja ia lakukan itu karena ia tak mau kehilangan waktu bersama Feby. Ia merasa pada saat pulang sekolah itulah si anak pasti ingin menceriterakan seluruh pengalaman disekolahnya pada hari itu. Seandainya bukan ia yang menjemput, maka ia akan kehilangan cerita-cerita anaknya yang lucu, kadang semacam laporan tentang teman sekelasnya yang cengeng, nakal , atau yang suka ke WC terus... semua ditanggapi Cindy dengan senang..
Suatu hari.. Cindy lebih awal menjemput Feby, tapi walaupun begitu, disana sudah ada beberapa ibu yang juga sedang menunggu anaknya pulang sekolah termasuk BuLik Tanty.
“ Waduh apa khabar bulik... lama nggak ketemu...bagaimana khabar keluarga??” Sapa Cindy sambil menyalami Bulik Tanty yang ternyata sedang menjemput anak bungsunya
“ Yoooo alhamdulilah jeng... baik-baik saja , keluarga juga alhamdulilah baik, walau usaha kami tidak juga maju-maju.“ jawab Bulik Tanty.
“ Belum saja mungkin bulik... nanti juga akan maju asal telaten “ jawab Cindy
“ Ya... kalau Jeng Cindy kan lain...., Usahanya maju dan berkembang terus “ Kata Bulik Tanty
“ Sebenarnya Mas Jito itu seharusnya bersyukur.. banget punya istri secantik , rajin dan sepintar jeng Cindy, bisa bantu usaha, sehingga maju pesat, tapi koq malah... “ sambung Bulik Tanty...
“ Koq malah .........apa Bulik???” tanya Cindy
“ Eeeehhhm maksudku koq malah dibiarin Jeng Cindy yang jemput anak tho... kan bisa saja mas Jito Yang jemput tho...” jawab Bulik Tanty seperti terkesan menutupi sesuatu....
“ Ooooo mas Jito sibuk di Kota Bulik, jadi saya saja yang jemput, lagipula saya kan nggak terlalu repot..” jawab Cindy
Pembicaraan kemudian terputus karena anak-anak madrasah sudah keluar dari kelas masing-masing.
Cindy yang cerdas , menangkap ada firasat aneh dari pembicaraan dengan bulik Tanti tadi...
Sepulang dari menjemput Febi dan mengantarkannya kerumah, Cindy pergi menemui Bude Lily yang sangat dekat dengannya...Dengan lancar, Cindy menceriterakan pembicaraannya dengan Bulik Tanty di sekolah Feby . Sejenak Bude Lily terdiam dan tak lama kemudian matanya berkaca-kaca. Cindy heran kemudian mendekat.. Tak lama kemudian Bude memeluk Cindy dan berkata “ Sing kuat Nduk....” Cindy merasa aneh dan melepas pelukan seraya berkata..
“ Bude ada apa?? Ceritakan Bude...!!!” Desak Cindy sambil mengguncangguncang bahu Bude Lily
Dengan terbata-bata akhirnya bude Lily bercerita bahwa Mas Jito sedang tergila-gila dengan wanita tetangga desa dan menurut berita Mas Jito sudah melakukan nikah siri dengan wanita tersebut.
Bagai disambar gledek disiang bolong Cindy mendengar berita itu......kemudian menjerit sambil menangis setengah histeris dipegangnya kepalanya dan tanpa sadar dibenturkannya kepalanya didinding... Bude Lilypun menjerit dan ikut menangis sambil menenangkan Cindy.
“ Bude...saya sudah berusaha untuk mencintai Mas Jito sepenuh hati agar anak saya tidak mengalami apa yang pernah saya alami dulu. Bude tau.... Sejak Bapak menikah lagi, saya sudah merasakan pahitnya hidup tanpa kasih sayang seorang ayah... Bude, Sakit bude Makanya sejak saya mengenal pria...saya tak mau menerima kalau pria itu tidak benar-benar mencintai saya. Kalau dia tidak mencintai saya, pasti akan menduakan saya bude dan nantinya bukan hanya saya saja yang akan menganggung akibatnya , tapi anak saya akan ikut mersakannya.....Yahhh, Tapi seandainya memang hal itu harus terjadi pada saya, saya akan memilih pergi bude....saya akan pergi.......” Kata Cindy disela isak tangisnya
“ Sabar Nduk... ingat anakmu.. lagi pula kamu mau pergi kemana tho...? Jawab Bude Lily.
“ Saya akan pergi kekota bude.. “ kata Cindy yang sudah mulai bisa menenangkan diri...
“ Bude.... saya akan tanyakan ini pada Mas Jito, dan bila benar, saya akan pergi. Satu permintaan saya Bude...sebelum saya mendapat pekerjaan, maukah bude saya titipi Febi??desak Cindy.
“ Sabar nduk.. dipikir dulu..tenangkan dulu pikiranmu.” Bude berusaha menenangkan.
“ Bude belum jawab pertanyaan saya, Bude mau tidak saya titipi Febi??. Bude , nanti saya kirimi uang bude.!!!” Desak Cindy sambil kembali menangis...
“ Bude bukan nya ndak mau, tapi pikirkanlah dulu keputusanmu Nduk “ kembali Bude berusaha menenangkan Cindy.
“ Bude...orang yang paling saya hormati dan kagumi adalah ibu saya Bude, adik Bude. Ibu rela melepaskan Bapak setelah ibu tau Bapak menikah lagi. Padahal ibu harus menanggung 7 orang anaknya yang masih kecil-kecil. Dengan hanya bermodalkan kepandaian menjahit Ibu berani melakukan itu Bude “ Jawab Cindy sambil berurai air mata.
“ Sementara saya... saya hanya menanggung satu orang anak, kenapa saya tidak berani Bude?? “ Lanjutnya pula.
“ Sekarang saya mohon pada Bude , saya titip Feby untuk sementara sebelum saya mendapat pekerjaan, maukah Bude?? “ Desak Feby sambil menatap penuh harap pada Budenya.
“ Yo mau to Nduk lha Febi itu putuku* juga” jawab Bude sambil tak kuasa menahan linangan air mata..
“ Trima kasih Bude... Saya tidak mau diduakan Bude..apapun terjadi saya harus tegar menerima dan tegas mengambil keputusan bude. Mungkin sikap saya mengagetkan bude, tapi pengalaman hidup membuat saya harus keras dan tegas. Sebelum saya diinjak-injak.” ucap Cindy dengan lancar diselingi isak tangis.
Bude Lily sangat terharu dan hanya bisa tercengang mendengar ucapan Cindy.. dalam hatinya berkata bahwa lingkungan hidup Cindy di luar Jawa telah membentuk Cindy menjadi wanita yang jauh dari sifat “ Njawani “ wanita Jawa yang pada umumnya pasrah, nrimo, dan tetap hormat pada suami ,apapun yang dilakukan suami..
Bulat sudah tekadnya, Ia akan menanyakan pada mas Jito dan apabila benar yang dikatakan Bude Lily , ia akan meminta untuk diceraikan.
***
Dengan berbekal beberapa potong pakaian Cindy pergi meninggalkan desa Delanggu yang telah memberinya banyak pelajaran hidup. Ia menikah disana dan disana pula ia bercerai. Karanganyar menjadi tujuan utama mencari pekerjaan. Ia teringat dengan Endang teman kuliahnya dulu. Orang tua Endang memiliki Yayasan yang mengelola beberapa sekolah dari TK sampai SMA . Disana ia akan melamar menjadi tenaga pengajar kimia atau biologi, atau apa saja. Cindy optimis Endang mau dan bisa menolongnya.
“ Kulo nuwun...” Cindy memberi salam...
“ Nggih monggo*...” terdengar jawaban dari dalam...
“ Cindy ????..........kamu Cindy??? “ tanya Endang melihat Cindy tegak didepan pintu rumahnya.
“ Ya Ndang.. aku Cindy...” Jawab Cindy. Tak kuasa menahan rindu, Cindy memeluk Endang erat-erat. Cindy lalu menangis .
Mereka masuk kedalam rumah lalu bercerita ngalor ngidul . Macam macam ceritanya maklum sudah 5 tahun berpisah . Yah cerita masa-masa kuliah dulu..
“ Kamu sudah sampai dimana kuliahnya?” tanya Cindy
“ Aku lagi penelitian, ngambil yang gampang aja. Meneliti KUD, akukan jurusan Sosek” kata Endang.
“Syukurlah ” kata Cindy
“ Jadi kamu masih di Jawa tho...aku kira kamu digondol pacarmu yang dari Papua, pulang ke Papua” kata Endang
“ Ah enggak koq..aku kawin di kampung Ibuku.. di daerah Delanggu, habis nggak ada biaya lagi, kebetulan ada Duren ( duda keren) mau sama aku ya aku kawin aja he..he..he..”Jawab Cindy
“Ooo Gitu..., tapi kapan kamu pacarannya?? Tanya Endang.
“ Namanya juga dijodohkan, nggak pake pacaranlah “ Jawab Cindy berbohong.
“ Yahhh ,,, habis kamu nggak ngundang-ngundang sih... jadi nggak ada yang tau. Taunya itu temen-temen kampus bilang kamu didatangi pacarmu dari Papua yang ganteng calon dokter yang katanya lagi kuliah di Makassar itu lho.......? Trus sudah itu kamu ngilang.. ya khan ?? Yaa semua sih pada ngira kamu ikut pacarmu itu... Eee taunya malah kawin dikampung.” Kata Endang
“ Eh... tau nggak kamu, waktu kamu didatangi pacarmu trus kamu ngilang Si Santo uring-uringan sampai-sampai waktu terima Kartu Hasil Studi, IPnya jeblok.” Lanjut Endang berapiapi.
“ Lho apa hubungannya dengan aku?? Koq IPnya jeblok aku disalahin??” Timpal Cindy.
“ Huuu dasar telmi.... Ya karena dia naksir kamu,..kamunya ngilang dia kehilangan, semangat belajarnyapun ikut melayang , ” jawab Endang sambil tertawa.
“Ah...kayak nggak ada yang lain aja... dia kan suka menghina aku manggil aku siHitam Kriting segala, apa aku nggak sakit hati tuh..” balas Cindy sengit.
“ Malahan kadang juga dia manggil aku Ratu pantai Irian , yahhh mentang-mentang aku paling hitam dan rambutku keriting aku dipanggilnya begitu” gerutu Cindy.
“ Nahhh itulah dia.... artinya dia itu punya perhatian sama kamu. Dan dia rupanya jatuhcinta sama kamu “ kata Endang..
“ Mana ada orang jatuh cinta koq malah menghina gitu Ndang, ?? “jawab Cindy.
“Ah sudahlah Ndang....itu masa lalu, sekarang aku kesini mau minta tolong sama kamu Ndang” kata Cindy perlahan dengan raut muka serius.
Lalu secara singkat Cindy menceritakan sedikit tentang sebab kenapa dia meninggalkan desanya. Endang mendengarkan dengan seksama...sesekali dia memeluk Cindy dan menenangkan cindy .
“ Sudahlah Cindy... mengenai kamu mau jadi guru di SMA sini, bisa aja, nanti saya bilang ke Bapak, kebetulan memang ada guru yang mau pindah ke SMA Karangmangu jadi memang ada posisi guru kimia yang kosong. Sekarang kamu tenangkan diri kamu..., tinggallah disini dulu, besokkan hari minggu kita ke gereja dulu biar kamu tenang..”.Kata Endang...
“ Ndang.......... aku sekarang sudah tidak ke gereja lagi” kata Cindy..
“ Maksudmu??” tanya Endang dengan suara perlahan penuh tanda tanya.
“Aku sudah memeluk agama islam, mengikuti Mas Jito” Jawab Cindy...
Sejenak Endang terdiam... lalu dengan perlahan dia berkata
“Oooo ya sudah Cindy.. kalau gitu besok aku sendiri kegereja.. kalau kamu mau sholat.. kiblatnya arah mana ya..? Sbentar aku tanya ke tetangga dulu ya “Endang berlari ketetangganya. Dalam hati ia sangat kasihan pada Cindy yang sudah berkorban demi Mas Jito tapi justru dibalas dengan dimadu, dalam hati ia bertanya tanya kenapa Mas Jito setega itu..... Ia tak menyangka nasib sahabatnya setragis itu... padahal entah mengapa sebenarnya Cindy mempunyai daya tarik tersendiri tapi memang......penuh misteri.
Dilain pihak...Cindy terharu ..Endang memang teman yang baik. Cindy bersyukur mempunyai teman yang care dan bisa menerima perbedaan dengan arif dan bijaksana.
***
Malam itu Cindy tidak mampu memejamkan mata... katakata Endang benar saat itu tahun 1982. Tidak lama setelah Thomas datang menemuinya dikota Solo ya.. tepatnya dua bulan kemudian , dia menghilang... meninggalkan kota tempat dia menimba ilmu...tapi bukan mengikuti orang papua, melainkan ke desa ibunya. Thomas adalah orang yang pertama kali mengenalkan arti cinta padanya, dikotanya Kota paling Timur Indonesia di Papua.. walaupun itu cinta monyet... tapi sesungguhnya kekaguman dirinya pada Thomas adalah kekaguman yang diiringi rasa ingin dimanja, dilindungi, disayang yang tidak ia peroleh dari seorang ayah...selain itu juga ada rasa ingin membahagiakan.
Baginya Thomas adalah segala-galanya... walau ia hanya sempat berpacaran sebentar....
Tresia adalah temannya yang menjadi Mak Comblang bagi Thomas dengan Cindy. Cindy masih SMP kelas 2 ketika Tresia menyampaikan ada “salam” dari Thomas... “Salam “ disini berarti nembak. Walau Cindy belum begitu kenal, tapi Cindy tau siapa itu Thomas, Aktifis berbagai organisasi, anak orang terpandang, tampan, ramah dan banyak dikagumi gadis-gadis ....tentu saja... Cindy menyambut baik “salam” yg diberikan. Sejak saat itulah Cindy jadian.. Cindy bahagia..yah walau mungkin terbilang cinta monyet tapi rasa bahagia, rindu, cemburu dan sejuta rasa sudah ada disana. Hampir setiap hari, Thomas menghampiri saat bertemu dan berpapasan ketika berangkat sekolah dan jika saat pulang sekolah tiba, terkadang Thomas menyempatkan diri mengantar pulang sekolah, walaupun hanya sekedar mengantar , Cindy sangat bahagia... Seringkali ia tersenyum sendiri membayangkan kehangatan senyum Thomas.. kelembutan bahasanya... perhatiannya ...semuanya menambah cinta dan melambungkan asa ke atas awan yang menawarkan kebahagiaan. Namun ternyata hal itu tak berlangsung lama.
Belum lagi berbilang bulan Cindy jadian... terdengar kabar Thomas punya pacar lain...Jane yang mengejar-ngejar Thomas ternyata juga menjadi pacar Thomas.
Cindy yang baru merasakan kehangatan, kelembutan , perhatian dari lelaki yang sangat ia harapkan mampu membawanya ke dunia bertaburkan sejuta bunga yang menawarkan keharuman dan indahnya kehidupan... harus menerima kenyataan bahwa Thomas... punya pacar lain...Buyar sudah impiannya... Hancur hatinya berkeping-keping.... terbayang wajah ibunya... inikah juga yang dirasakan ibu ketika bapak menikah lagi??? Oh tidak.. saya tidak mau ini terjadi pada diri saya jerit Cindy dalam hati.... Lalu ia menghubungi Tresia dan menyatakan putus dengan Thomas. Bagi orang biasa .. hal ini mungkin dianggap kerdil, picik....tapi tidak bagi Cindy yang merasakan sakitnya, menderitanya sebagai akibat dari sifat mendua ayahnya, menganggap hal ini amat mengerikan......
Tapi ia tak bisa pungkiri hatinya sudah dicuri Thomas. Hanya saja ia tak kuat jika harus menerima kenyataan kalau Thomas punya gadis lain. Oleh sebab itu ketika Thomas tamat SMA dan akan melanjutkan kuliah di Makassar.. Pada saat hari keberangkatannya Ia sempatkan “lari” sekolah pergi ke airport untuk bisa melihat Thomas terakhir kalinya..dan ketika bersalaman sempat terdengar kata-kata.... “ Tunggu aku 6 tahun lagi....” keluar dari mulut Thomas... Cindy tak mampu berkata apapun bahkan seakan tak percaya bahwa kata-kata itu ditujukan untuknya.
***
Selepas SMA Cindy kuliah di Jawa.. ditempat Ayahnya, dengan harapan agar ayahnya bisa membiayai kuliahnya. Namun tetap saja Ibu yang mengirimi biaya walau sangat terbatas, karena keuangan ayahnya dikendalikan oleh istri barunya dan ayah tidak berani meminta uang untuk membiayai Cindy.
Untuk memenuhi kekurangan biaya kuliah, ia memberikan privat less untuk anak tetangganya yang masih sekolah SD.
Saat itu Cindy memasuki tahun ke 2 Kuliah di fakultas Pertanian. Cindy sedang membuat laporan praktikum ketika dia mendengar ada suara dengan dialeg yang sangat ia kenal di luar kamarnya... suara dan dialeg orang Papua..
“ Ya.. betul ini tempat kost Cindy” suara tetangga membenarkan.. Cindy segera keluar.. Alangkah terkejutnya dihadapannya ada Thomas ya... Thomas yang selalu ada dalam mimpinya...kini ada dihadapannya... Ya...dia datang untuk aku?? Tanya Cindy dalam hati... Ah.. mungkin dia mampir sekalian ketempat kakaknya yang di Jogya....
“ Hallo .. Selamat Siang.. Cindy.. “ Sapa Thomas sambil mengulurkan tangan...membuyarkan keterkejutannya.
“ Oh.. eh ... iya... selamat siang ehhmm, kapan datang ? jawab Cindy gugup.. dalam hatinya ia mengutuk dirinya kenapa pertanyaan bodoh itu keluar.
“ Ya.. ini baru sampai.. “ balas Thomas... “ Oh ya ya... masuk... masuk “ Cindy mempersilahkan Thomas masuk kedalam kost2annya. Kost-kostannya sebenarnya kamar yang luas dihuni 2 orang dan untuk privacy ruangan itu disekat sehingga ada ruang yang bisa dimanfaatkan sebagai ruang tamu. Thomas duduk diruang tamu, dan pada awalnya pembicaraan masih kaku. Tapi lama kelamaan suasana mencair dan sesekali terdengar tawa lepas Cindy dan Thomas.
Empat tahun tak bertemu.....tawa, canda, cerita tak putus2nya ... apalagi Thomas ternyata orangnya rame....Cindy menemukan kembali keceriaannya yang selama ini sangat susah didapatnya.
Keesokan harinya Thomas dan Cindy pergi ketempat rekreasi..di Lokawisata Tawang Mangu, seperti tidak ada rasa lelah mereka pergi sampai ke berjalan kaki...bermain air panas berendam di air belerang..tidak puaspuasnya sampai akhirnya terasa ada hujan rintik..
“ Nampaknya mulai hujan kita harus pulang cepat2 pulang Thomas” kata Cindy
“ Ya ayo lah....” balas Thomas
Mereka bergegas turun dari bukit... tapi ditengah jalan hujan mulai deras...
“ Gimana nihhh??? “ tanya Cindy.
“ Nah itu ada pondokan “ kita berlindung disitu saja .
“ Ya....oyolah cepaaat “ kata Cindy.
Akhirnya mereka bisa terlindung dari hujan..
“ Sayang sekali... pemandangan yang bagus berkurang karena ada hujan tapi masih tetap indah karena di samping saya ada Mbok ayune wong Solo...” Kata Thomas mencoba bergurau... Namun saat menyebut “mbokayune” terdengar sangat kaku sehingga membuat Cindy tertawa tergelak.gelak sampai tanpa sadar pondokan sedikit bergoyang dan atap rumbianya bergeser dan airpun tumpah membasahi bajunya. Secara Reflek Thomas menarik badan Cindy agar terhindar dari tumpahan air hujan..., tapi saking kuatnya justru akhirnya tubuh cindy menimpa Thomas... sejenak mereka bertatapan .. lalu cindy tersadar dan menarik badannya.. Ahh; Cindy tak kuat menatap matanya... mata yang dirindukannya... dulu...Sekarang ada dihadapannya , tapi apakah mata itu masih miliknya??? Sejak ia datang belum ia nyatakan cintanya...
“ Maaf... tadi maksudku mau narik kamu supaya tidak kena air tumpahan hujan” kata Thomas..
“ Nggak papa koq” jawab Cindy...ehm...kamu nggak basah kan?? Tanya Cindy..
“ Nggak koq malah kamu yang basah nih aku bawa sapu tangan...sini aku lap.” Kata Thomas.. Diusapkannya saputangannya ke bagian rambut... pipi...dagu...kemudian diangkatnya dagu....
“ Aku mencintaimu Cindy “ bisik Thomas. Thomas tak lagi memberi kesempatan Cindy untuk menjawab atau menundukkan mukanya. Cindypun terbuai,sambil menahan gelora yang beregejolak didada, dirinya terasa terbang melayanglayang... Mereka sedang berusaha tuk meredamkan gejolak yang ada. Antara sadar Cindy berusaha tuk menghentikan namun... suara penolakan cindy ditengah hujan itu tak terdengar oleh Thomas, bahkan semakin lama suara Cindy semakin melemah sampai akhirnya suara Cindy tak terdengar lagi. Cindy hanyut dalam kepasrahan. Setetes air mata menetes membasahi pipinya...
*******
Cindy memulai hidup barunya sebagai guru kimia.. hal ini berlangsung dengan lancar karena Cindy memang berotak sedikit encer...cara mengajarnya yang menyenangkan membuat pelajaran yang sulit dan menakutkan ini menjadi pelajaran favorit bagi anak-anak. Tapi satu hal yang sering membuat ia sangat terganggu adalah apabila terlalu lama berpikir ia akan merasakan pusing yang luar biasa sakitnya..dan biasanya akan sembuh bila ia beristirahat.
Namun demikian tak mengurungkan semangatnya dalam mengajar. Cindy rutin mengirim biaya hidup anaknya ke Bude Lily dan dari Bude Lily Cindy dengar berita bahwa Mas Jito sudah menikah resmi dengan wanita selingkuhannya.Cindy memang sakit hati tapi setelah dipikir-pikir.. ia memang tak begitu mencintai Mas Jito.. sehingga ia berusaha untuk melupakan saja lelaki yang pernah menjadi bagian hidupnya. Yah... hati dan hidupnya memang sudah dibawa oleh orang Papua... Ya Thomas telah mengambil semuanya...semuanya tanpa sisa.
Cindy semakin hari semakin disibukkan dengan permintaan less tambahan anak muridnya dan itu berakibat pada penghasilannya yang meningkat. Hal ini membuat Cindy berpikir untuk melanjutkan kuliahnya sampai akhirnya ia berhasil meraih gelar sarjana pertanian. Setelah meraih gelar sarjana Cindy diangkat menjadi guru tetap di Yayasan itu dan langsung memboyong anaknya untuk hidup bersama di Karanganyar . Waktupun berjalan terus......Feby menamatkan SMP, SMA, kuliah bersama ibunya , kemudian bekerja sebagai dosen Swasta dan kini berencana akan melanjutkan S2. Feby yang berwajah oriental, hitam manis, layaknya gadis gadis lain sudah ada yang mendekatinya...dan berniat untuk melamarnya. Aryo teman sesama dosen sudah melamarnya dan Cindy ingin berbagi kebahagiaan ini kepada orang yang mana darahnya mengalir dalam tubuh Feby.
BAGIAN 4
Ada keraguan dihati Cindy ketika Cindy mencoba menghubungi Thomas kembali.. Sebenarnya ada yang ingin disampaikannya..... hal ini sangat penting dan mendesak..Ini menyangkut Feby dan penyakit yang dideritanya, dokter menyatakan penyakit pusing yang selama ini dideritanya adalah akibat pernah terjadi benturan yang kuat dikepalanya menyebabkan kanker otak dan tanpa disadari sudah masuk stadium berbahaya...
Kembali cindy mengurungkan niatnya. Teringat kembali saat ia tidak membalas surat-surat Thomas.. bahkan kemudian justru menikah dengan orang lain tak lama setelah Thomas kembali ke Makassar.
Cindy memang wanita aneh... ia begitu trauma dengan lelaki yang menduakan perempuan.. Singkatnya setelah Thomas pulang ke Makassar, jaket Thomas yang dipakainya saat kehujanan sepulang dari Tawangmangu tertinggal . Saat ia akan mencuci jaket itu ditemukannya selembar Foto... Foto Jane yaaa... Jane yang dulu merebut hati Thomas dan kini kuliah di Makassar. Apakah Thomas pacaran lagi dengan Jane?? Kalau tidak kenapa foto ini ada dalam jaket Thomas?? Dunia serasa berhenti berputar ......
“ Lalu... apa artinya aku bagi Thomas???? Apa artinya...dia....dia.... “ Cindy tak kuasa meneruskan pertanyaan hatinya. Terbayang semua kelembutan, keceriaan, kasih sayang dan kata-kata yang baru saja didengarnya, ciuman....dan semuanya ...... dari Thomas, kemarin..
“ OHHHH TIDAK “ Jerit hatinya....
”Kenapa dia lagi ?? Kenapa harus Jane yang merebut hatinya lagi...?? Kenapa saya harus diduakan.... ya Tuhan saya tidak mauuuu “ hatinya menangis
“ Saya sangat mencintainya ... sangat, sangat “ Jerit hatinya.....
“ Tidak.... walaupun saya sangat mencintainya, saya tak boleh memaksakan cinta saya,....Biarlah dia bahagia dengan orang yang dicintainya....jika dia dengan saya bisa jadi dia tidak bahagia karena dihatinya ada orang lain yang dicintainya ya ... Tuhan...” Jerit hati Cindy kemudian dia menangis sambil memeluk bantal.
Keesokan harinya Dia lalu menyurati sahabatnya yang juga kuliah di Makasssar menanyakan tentang Thomas dan dijawab sahabatnya bahwa memang Thomas sedang menjalin hubungan dengan Jane. Sejak saat itu dia tidak membalas surat Thomas. Seharusnya ia berterus terang saja, menanyakan kebenarannya pada Thomas . Tapi ia tak sanggup menerima jawaban Thomas apabila memang benar Thomas lebih memilih Jane. Oleh sebab itu Cindy lebih memilih diam dan mengambil keputusan sendiri. Meninggalkan Thomas tanpa kabar berita.
Sementara itu kepasrahannya terhadap Thomas dipondok telah membuahkan hasil...sebuah kehidupan tumbuh dirahimnya. Dengan berat hati disampaikan hal ini pada orang tuanya di Papua tapi ia bungkam tentang siapa yang harus bertanggung jawab, Walaupun hati kecilnya yakin bahwa Thomas akan bertanggung jawab, tapi.. ia tak mau memiliki Thomas dengan keterpaksaan. Ia tak yakin Thomas akan bahagia hidup bersamanya....karena dihati Thomas ada wanita lain. Akhirnya ia menuruti saja kehendak orang tuanya.
Sekarang ia divonis sakit kanker.. ia hanya ingin menitipkan dan menyampaikan bahwa Febi adalah anak Thomas dan anaknya ini sekarang akan menikah.
Bulat sudah tekad Cindy ingin menyampaikan hal ini...Tiba.tiba ...terdengar
Tut..tuut tuuut bunyi Hape tanda sms masuk.. Bahagia dan hampir tak percaya Cindy setelah dilihatnya sms dari nomor Thomas. Rupanya MMS dan sms yang masuk. Dalam hati ia akan sampaikan berita tentang Febi dan tentang penyakitnya. Segera dibukanya...MMS ... disitu terpampang foto keluarga yang nampaknya sangat bahagia.. berdegup jantung Cindy..hatinya sangat tertusuk tak terasa air mata menitik dipipinya....
” Kenapa bukan aku yang ada dalam foto itu??” tanya batinnya... Lalu diberanikannya dirinya membuka sms.. “ Dalam perjalanan hidupku yang ke 50 tahun ini ada seseorang yang selalu aku kenang, meskipun wanita itu telah mengecewakan saya, tapi dia wanita yang sangat ku sayangi. Wanita itu hanya ada dalam mimpi karena dia milik orang lain. Terima kasih Cindy Atas ucapan selamat ulang tahunnya tadi malam, tapi aku masih menyimpan rasa kecewa padamu karena telah meninggalkan aku, Justru disaat aku sedang berjuang untuk masa depan kita. Sekarang aku sudah bahagia dengan keluargaku dan kuharap Kau jangan ganggu aku lagi dan menyakitiku untuk yang kedua kali. Akupun berharap kau bahagia dengan jalan yang telah kau pilih. Salam untuk keluargamu. GBU...” Serasa copot jantung Cindy , Berbagai perasaan berkecamuk dalam dadanya . Kepala terasa nyeri yang amat sangat. Dalam kondisi pusing ia dikuatkannya untuk menjawab dan menulis SMS... “ Maafkan atas kesalahanku dimasa lalu, tapi untuk kamu ketahui, bahwa aku bukan ingin mengganggu ketentraman keluargamu, aku hanya ingin sampaikan bahwa ..kita memiliki Feby buah cinta kita, saat ini ada bersamaku dan sebentar lagi ia mau menikah...sementara.. aku..menurut dokter umurku mungkin tak akan lama lagi..., aku titip Feby, anak kita.” Dikirimnya sms tersebut..kemudian badannya melemah dan akhirnya ia terjatuh dari tempat duduknya....sayup-sayup terdengar suara orang panik dan ribut-ribut menghubungi ambulans.... dalam ambang batas alam alpha sayup terdengar jeritan dan tangisan Feby yang baru datang menyeruak di kerumunan orang ...kemudian memeluk dan mengguncang guncang tubuhnya... ...Cindy merasa badannya semakin ringan.. lepas sudah semua beban yang dipikulnya..tubuhnya serasa terbang melayang layang berputar diatas kerumunan orang dan dari kejauhan dilihatnya..orang-orang dengan tergesa-gesa mengangkat tubuhnya ke dalam ambulans yang baru saja tiba, kemudian sambil meraung raung ambulans itu membawa tubuhnya yang masih hangat ke Rumah Sakit.
***
Thomas masih berusaha menghubungi nomor Cindy.... tapi tak berhasil..... berbagai perasaan berkecamuk dalam dadanya. Dipandangi ombak yang memecah dikarang.....tak mampu memberi jawaban..... akhirnya .... dengan mata pedih menahan desakan airmata dipandanginya langit senja...... nampak burung-burung beterbangan berkejarkejaran menuju sarangnya tuk beristirahat setelah seharian mencari makan...dilangit itupun nampak......... ada semburat jingga.....mengiringi terbenamnya matahari.......
For my First love......
Mustika Rahma Sari .............Medio Februari 2014
Pi = pergi
Ko = kamu
Katong = kita
Su = sudah
Kaka = sebutan untuk kakak baik laki maupun perermpuan
Slobar = payau
- Cerita ini hanya fiksi belaka, apabila ada kesamaan nama, tempat, itu hanya kebetulan. Selamat menikmati.*
Komentar
Terlalu banyak tokohnya. Tapi
Terlalu banyak tokohnya. Tapi lumayan buat pemula.
Trima kasih
Trima kasih masukannya, mbak. Salam kenal.
Bila digarap lebih detil lagi awal, tengah, dan akhir ceritanya.
Bila digarap lebih detil lagi awal, tengah, dan akhir ceritanya...bisa menjadi sebuah Novel.
Beni Guntarman
Trima kasih
Trima kasih Pak Beni, atas masukannya, saya memang ssangat mengharapkan masukan masukan masukan terutama dari senior senior di jendela sastra ini, spy tulisan saya enak dibaca. Insya Allah akan saya coba.. Sekali lg trima kasih.
Tulis komentar baru