Begitu syahdu
Sekalipun lembut kulitmu tak mampu kuraba
Begitu terasa
Sekalipun desah keluhmu tak jua terbaca
Kita satu
Hanya saja keadaan membelahnya
Dan kita tergugu, menguliti rindu dalam sebuah perpisahan
Mengenang perasaan, menelanjangi keheningan
Aku bisa saja melakukan lebih
Tapi, Tuhan lah yang lebih dulu mengingatkanku tentang cinta
Manusia terlalu terburu, seolah dunia adalah kuasanya
Ia lupa, jika geliat takdirnya tak menentu, penuh ketidakpastian
Kalau aku harus melarung durja
Aku harus bertanya lagi pada hati nurani
Tentang kecupan malam yang benar-benar terlepas dari kekhawatiran
Tentang cumbuan hangat tanpa sedikitpun jerat-jerat pekat
Aku memilih Tuhan, sekalipun hasrat tertumpah padamu
Aku memilih kesejatian, sekalipun kenaifan nampak menggelorakan
Aku memilih diriku, dalam dekapan yang sesungguhnya
Aku memilih berbalik arah, ditengah arus yang kuat untuk mendekapmu
Blitar, 10 September 2013
A Fahrizal Aziz
![](http://whos.amung.us/widget/7z8bkhlcmfy0.facebook.com.png)
Komentar
Tulis komentar baru