Kang Mas,
kau tahukah bahwa aku demikian mencintai hujan?
Sampai kemudian datang kemarau kali ini
:yang angin dinginnya menghembuskanmu kemari
Ketika pancaroba melemahkan pertahanan
dan orang-orang sakit ditinggalkan
aku bangkit,
memicingkan mata
berusaha menangkap rupamu dikejauhan
sembari bertanya-tanya
:bagaimana cara kebutaan mencintai keindahan?
Sebab sebelum mataku mencintaimu,
dadaku telah lebih dulu membuka pintu
menepuk-nepuk debu di kursi beludru tempatmu duduk nanti,
jika telah batinmu sempat dan berani mendatangi penantian ini
Kang Mas,
aku was-was..
Sebab kita berpegangan hanya dengan jari-jari semu -- yang bisa kapan saja diputuskan waktu
Namun bila aku adalah wujud inginmu (dengan nyanyian kesukaan),
dan kamu memenuhi mimpiku (dengan penyempurnaan harapan)
patutkah kiranya kita mempertanyakan keputusan Tuhan?
Cilacap, 26 Juli 2015
Catatan Perempuan Pengecut yang Penasaran
- 455 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru