(Mengenang Chairil Anwar dalam puisinya ‘Kepada Peminta-minta’)
yang kupinta darimu tuan
dengan menengadahkan kedua belah tangan
hanyalah sisa keping recehan
yang kau beri dengan keikhlasan
dan demi nama Tuhan
sembari kau ulas senyuman
recehan yang akan hamba kumpulkan
dari tangan para dermawan
untuk sekedar pembeli sebungkus makanan
bagi anak istri hamba yang menanti dengan kegelisahan
yang sedang merintih dalam buritan kehidupan
gubuk tua warisan leluhur turun temurun
tanpa ada suara seloka nyanyian
dalam kesunyian
(2008)
Komentar
Tulis komentar baru