Ketika
subuh telah semakin basah
sembabkan kelopak dedaunan
lalu kembali engkau katakan
keheningan membuat air mata
lebih mudah teruraikan.
Matamu kuyup serupa rumput
Hingga habis kayu-kayu terkikis
Diam-diam,kita sama menyimpan pengharapan.
Jauh setelah subuh meninggalkan rapat pepohonan.
Aku masih saja bertahan.
Mendekap setiap serpih jejak
yang semalam engkau ikatkan.
Komentar
Tulis komentar baru