Centang waktu bergaris peristiwa
Ku lahap derita sesampainya bahagia
Artian berkerumun katakan luka ku
Duka tak sampai selimuti sekujur raga
Batas dada ku atur nafas….
Walau tersengal ku hempas dgn Cuma
Walau pegal ku usap dengan logika…
Kadang jiwa tak Satu…
Jarak merenggangkan waktu…
Setitik embun berderu di dahan kering
Sederas hujan menyirami ranting2 siap bakar…
Dilemma tak cepat menjelma….
Di pelupuk mata tergiang rasa
Setitiknya bak bah…
Serunya laksana derita…
Dari kata-kata di mata-mata…yang berkaca-kaca…
Aku tak sanggup Tanya jiwa yg tak pernah istirahat…..
Komentar
Tulis komentar baru