seperti bidadari, ketika aku lihat senyum itu
bukan soal wajah mu nan rupawan
namun ketika kusadari, bahwa senyum itu sarat dengan cerita
akan kesedihan panjang dan ingin yang melelahkan
berkalang kabut keinginan juga badai kehidupan
lalu kulihat, kau kibaskan rambut menantang angin
kemudian kau berseru
.. biarlah hari membawa kisahnya sendiri-sendiri pada masing-masing jiwa..
ditebar oleh malaikat menjelang subuh
lalu kita terbangun dari mimpi
dan terjaga sepenuhnya, terseret arus hingga ke tepian samudera
dan mungkin saja raga kita telah tidak utuh sesampainya di sana
bahkan, mungkin ajal membuka pintunya lebar-lebar
menyambut setibanya kita disana, dengan tubuh tercabik cabik dan baju compang camping
...
akan tetapi kekasih ...
jiwa kita tak kan musnah
ruh kita tetap utuh
seperti air, sedikitpun tak pernah berkurang,
hanya berubah bentuk
berganti ruang
dari tanah, kembali ke tanah
menguap lalu menjadi hujan
...
terakhir, aku dengar kau berbisik lirih
kita ikuti saja arusnya...
sayang
Komentar
Tulis komentar baru