ingat si mungil

selamat malam...
selamat menikmati nyanyian sepi
yang menyelimuti dengan damainya
lagunya yang membawamu hampir mati
terpejam terlelap damai sekali
sampai lupa pagi, lupa subuh dan membiarkan rejeki menunggu
sampai dia pergi berlalu meninggalkanmu
seperti yang sudah-sudah

jejak-jejak penarik gerobak sampah
pendagang sayur-mayur
pedagang nasi uduk
polisi lalu lintas
sudah menulis harapan dengan senyuman sumringah
"semangat pagi" kata mereka menyambut hari
seperti yang sudah-sudah

Duhai... aku jadi ingat bayi mungil itu
di pinggir jalan, tepat saat lampu merah menyala
dengan detikannya berhitung mundur
wajahnya yang terbakar terik ditutup jarit oleh sang ibu
digendongnya sambil menyodorkan wadah untuk menampung kesudian pengendara
setidaknya recehan untuk mengisi longgarnya

Ya Alloh !!
jeritku dalam hati meringis, hampir-hampir pecah tangisku
kedua kaki mungil itu terlihat oleh mataku
sekelebat teringat aku akan hidupku sendiri
sekelebat teringat aku akan rumah dan bapak ibuku
sekejam itukah dunia bagimu duhai...

pagi adalah do'a semesta...
namun, apakah juga baginya?
si mungil yang rindu keteduhan?