“Mantra”
Manuskrip tua,
Di atas meja kayu berngengat itu dibukanya kembali,
Dicarinya tulisan leluhurnya seratus tahun lalu yang mungkin sudah lusuh oleh tikaman aus,
Tetapi tak segera ditemukannya,
Sementara lilin hanya tinggal kaki dan sumbu saja,
“Hong”
Tiba-tiba mantra itu berbunyi sendiri,
Dan menuntunnya kepada jalinan peristiwa berabad lamanya,
Perhelatan leluhur,
Benar-benar menjadi pitutur yang tak mengenal kendur,
Bilamana padam telah menggerayangi sesaat lagi,
“Hong”
Mantra itu berbunyi lagi,
Sukma menjadi raga lalu mengibaskan selendangnya,
Dan terbang entah kemana,
Mengitari perputaran galaksi,
Mengelilingi lintasan cahaya yang lepas kendali,
“Hong”
Bukankah ini mimpi?,
Kesadaran menguap begitu saja,
Seperti kerontang jalan disapu hujan,
Di dalam manuskrip tua,
Kesadarannya mengembara,
Mencari sunyi abadi,
Barangkali,
Tuhan,
Bersemayam di sana?,
(K G P H : 22 Januari 2021)
Komentar
Tulis komentar baru