Masih Dalam Rasa
Cerah rembulan menyelinap di balik langit-langit peka
Begitupun rasamu padaku sulit tuk diterka
Rasa apa yang ada ?benar atau sekedar pura-pura
Gelap telah hadir bergilir
Sinarpun berebut menyambar memunculkan cahya
Dalam kelam ku bergumam
Dalam gelap ku meralap
Dalam sepi ku menepi
Dalam nyata ku bertanya
Tak ayal dalam tema utama
Adalah sebuah rasa
Yang kian lama-kian sirna
Rasamu padaku kian lirih merintih
Kata samudra .
Lirih itu sunyi
Bagi ku,
Kata samundra lagi,,
Rasamu padaku bak luar angkasa , penuh tanda tanya
Bagi ku,
Cara laut memandang malam
Sama persis meniru caraku mengagumi kelokan bulan
Dengan pancaran biru lautku tersipu malu,
Laut luas berharap tanpa papas
Si laut mengarungi dirinya sendiri tuk bisa menatap indahnya bulan dengan jelas
Meresapi bagaimana sang bulan mempengaruhi pasang surut kehidupan
Setelah itu,
Kemudian-
Masih kisah laut
Dalam palungnya yang dalam
Dalam terjalnya yang handal
Dalam ombaknya yang riak
Dalam surutnya yang kusut
Ini adalah ceritera antara laut,samudra,dan jagoan bulan
Yang terbungkus rapi oleh sebuah manisnya rasa.
Komentar
Puisi yang menyentuh
Puisi yang menyentuh
terimakasih , tapi masih
terimakasih , tapi masih banyak kekuranganya
mundiri
Mengenali diri di antara
Mengenali diri di antara pasir lautan
Bulan bergema berirama namun bumi menangis di bawah samodra
Aku lebih kecil dari pasir kotor - bau dan tak berarti
Lebih kecil lagi bila aku merasa kecil
Tatap langit di telapak tangan
-Salam kenal-
Komposisi pasir yang
Komposisi pasir yang beragam
menambah lama dan sia-sia
meski bumi tersungkur hina dalam belokan palung samudra
terangnya bulan mampu melukiskan pasang surut kehidupan
mundiri
SALAM KENAL BA'
Puisi di atas ini benar-benar mewakili perasaan penulisnya. Saya salut dan kagum dengan rimanya. SUKSES!!!
cuma sekedar sajak
cuma sekedar sajak saja...
mengenai perasaan penulis, itu masih teka-teki :D
terimakasih
mundiri
Tulis komentar baru