Mewarnai Bayang-bayang
Selalu, racun kerinduan itu
muncrat di kelopak mata.
Menggenangi lantai jalanan
di sekeliling waktu yang menebal
yang meremukkan ingatan.
Lelehan empedu wajahmu
yang kutenggak
pasrah
meski tersedak
saat aku terbangun lagi, dan lagi
oleh para ayam jago yang selalu
cerewet
membisik-bisikkan bisikmu,
menyudahi genderang prosesi sunyi
serta bahak-bahak para jangkrik
yang masih gemar menyanyikan senyummu
di langit-langit kamar.
Pekanbaru, 2003
Komentar
Tulis komentar baru