Tak terpikir diotakku .... saudaraku banyak yang pergi dan mati .....
Semua karena kau demokrasi ....
Kekuasaan yang pada hirarkinya sebagai pemimpin rakyat hanya jadi bulan bulanan para pejabat tak bermartabat .....
Sudah berapa tahun kasus yang basi tanpa solusi terbius ..... tak sadarkan diri ... menggapai impian tak pelak hanya menanti harapan buta tanpa arah dan sesat tak berujung .... panji-panji demokrasi terlahir ditengah bejatnya republik ini .... tapi daun masih tertiup angin itu pertanda belum keringnya kesadaran akan kebebasan ... tapi apakah berarti kita berhak berteriak dalam sampul yang tertutup rapat .....
Jalan tirani memang sudah lepas tapi remang-remang .....
Teriakan para aktivis masih kencang terdengar .....
Apakah kita takut untuk berbaris dan berdiri didepan ..... kalau ketakutan itu masih membelenggu berarti kita setuju akan barisan perbudakan ....
Miris mendengar teriakan itu ... menangis pun sudah tak berlinang air tapi darah yang tersabit lebih dari sembilu .... sangat tragis bangsa dan tanah air kita ... banyak orang yang masih tega makan keringat saudaranya .... dan masih banyak pejabat tega makan uang rakyatnya .....
Sangat hina republik yang penuh akan kekayaan alam ini .....
Hak asasi manusia ditelan mentah-mentah demi pundi-pundi kekayaan ...
Peluru-peluru masih banyak menembus anak negeri yang tak berdosa ...
Merontakah merah putih ..... tidak dia hanya berkibar sedikit malu-malu kata bang iwan ....
Hai ditaktor turun dari kursi empuk mu. ..... jilat ini ludah kami ....
Hai para penghuni istana tidur di ranjang peyot kami ....
Hai tikus-tikus kantor minum digelas gembreng kami dan makan lauk kami yang basi .... maukah ....
Tak ada yang bernyawa lagi .... hanya sesosok surban putih datang dan berkata hidup itu penuh rintangan jangan lelah untuk bangkit dan berdikari dengan kaki kita sendiri .... walaupun sudah tak bernyawa lagi .......
Kekuasaan yang pada hirarkinya sebagai pemimpin rakyat hanya jadi bulan bulanan para pejabat tak bermartabat .....
Sudah berapa tahun kasus yang basi tanpa solusi terbius ..... tak sadarkan diri ... menggapai impian tak pelak hanya menanti harapan buta tanpa arah dan sesat tak berujung .... panji-panji demokrasi terlahir ditengah bejatnya republik ini .... tapi daun masih tertiup angin itu pertanda belum keringnya kesadaran akan kebebasan ... tapi apakah berarti kita berhak berteriak dalam sampul yang tertutup rapat .....
Jalan tirani memang sudah lepas tapi remang-remang .....
Teriakan para aktivis masih kencang terdengar .....
Apakah kita takut untuk berbaris dan berdiri didepan ..... kalau ketakutan itu masih membelenggu berarti kita setuju akan barisan perbudakan ....
Miris mendengar teriakan itu ... menangis pun sudah tak berlinang air tapi darah yang tersabit lebih dari sembilu .... sangat tragis bangsa dan tanah air kita ... banyak orang yang masih tega makan keringat saudaranya .... dan masih banyak pejabat tega makan uang rakyatnya .....
Sangat hina republik yang penuh akan kekayaan alam ini .....
Hak asasi manusia ditelan mentah-mentah demi pundi-pundi kekayaan ...
Peluru-peluru masih banyak menembus anak negeri yang tak berdosa ...
Merontakah merah putih ..... tidak dia hanya berkibar sedikit malu-malu kata bang iwan ....
Hai ditaktor turun dari kursi empuk mu. ..... jilat ini ludah kami ....
Hai para penghuni istana tidur di ranjang peyot kami ....
Hai tikus-tikus kantor minum digelas gembreng kami dan makan lauk kami yang basi .... maukah ....
Tak ada yang bernyawa lagi .... hanya sesosok surban putih datang dan berkata hidup itu penuh rintangan jangan lelah untuk bangkit dan berdikari dengan kaki kita sendiri .... walaupun sudah tak bernyawa lagi .......
Komentar
Tulis komentar baru