Aku mencari
Yang percaya tanpa tanya
Melihat tanpa mata
Mendengar tanpa telinga
Aku mencari
Yang bicara tanpa kata
Memahami tanpa bahasa
Menangkap tanpa makna
Hanya rasa
Tanpa hiasan apa-apa
Shofar 1426
Gerangan apakah
Yang mengganggu damai dan hariku
Ketika bayang wajah melintas, menyapa?
Kerinduan berapi, cinta berlebih
Menyiksa, merampas sunyi sepi
Gerangan apakah
Yang mecuri mimpi dan hariku
Ketika sekulum senyum tersungging merekah?
Aku tak kuasa, terlena, termangu dalam angka dan kata-kata
Biarkan oh biarkan!
Aku begini
Menahan, meredam sakit yang menggrogoti
Sendiri tanpa bertemu, berjumpa
20 shofar 1426
Biarlah air mata tak berharga
Jatuh begitu saja
Saat sunyi senyap memperolok perangaimu
Bukan tak sedap atau elok di pandang
Tapi, karena kekerdilan fikiran yang mencipta aturan ini dan itu
Mestinya engkau bebas berteriak
“MERDEKA” pada khalayak
karena engkaupun corak kehidupan yang menghias jagad raya
Tapi, biarlah mereka berkata
Dan sesekali dengarlah!!
Akan ada yang selalu memujimu, memahami dan menghayati tingkah lakumu
14 Shofar 1426
Bukan karena mata bercelak
Alis menarik, bulu mata lentik
Atau hidung kecil, bibir mungil, dagu degil
Pun pipi merona, kening licin
Bukan caramu berjalan, menyapa, memandang
Atau caramu berkata-kata, diam, tertawa
Pun caramu marah, acuh tak acuh
Bukan, bukan itu!
Bukan karena wajah, gaya, pesona atau apa namanya
Aku mencintaimu
Tapi …
Dengan begitu saja
Dan tiba-tiba
18 Shofar 1426
Lalu …
Akupun enggan beranjak, melangkah pergi menjauh
Seolah diriku berkata :
“bukan karena tidak ada kesempatan engkau harus tertahan, melainkan melewatkan sebuah kebersamaan adalah kerugian”.
Lalu …
Akupun tak merasa bosan berjam-jam duduk berhadapan
Seolah diriku bertanya :
“pesona apakah yang membuat aku betah memandang, menghayati, menggali rahasia yang tersembunyi?”
Lalu …
Akupun tak puas
Dengan sebatas penalaran
Seolah diriku meminta :
“manis …
katakanlah!!
Semua yang tak ku tahu
Jadikan aku bagian darimu
Biar dapat aku sentuh luka ceriamu, keluh kesahmu, cinta kasihmu, harapan, impian, keinginan, ketakutan, kegelisahan, kegundahan, kebimbangan, keyakinan, kepercayaan, keutuhan, keserasian, kenyamanan, kebahagiaan yang kau damba.
Biarkan semua menjadi nyata”
Lalu …
Akupun menunggu, menanti, mengharap engkau berkata-kata.
13 Robi’ul Awwal 1426
Aku lihat semua yang tampak
Begitu jelas di kelopak
Aku, kamu tak bisa mengelak
Menyerahlah !!
Hari ini, itu
Sama saja
Hanya aku yang setia
Mendekatlah !!
16 Robi’ul Awwal 1426
Terasa aneh …
Bila sehari tak bertemu, bertatap, bercakap denganmu
Semacam keinginan menggebu
Tak dapat di tolak
Tak dapat di rayu
Sebegitukah aku mencintaimu?
“Terlalu”
Aku ingin mencintaimu
Dengan sewajarnya
Dengan biasa dan bersahaja
Tanpa berlebih dan basa-basi
29 Robi’ul Awwal 1426
Kekasihku itu …
Terkadang menjengkelkan
Dia tahu kalau aku tak setuju
Tapi, masih saja membuatku cemburu
Aku memang cemburu
Dan benar-benar cemburu
Kekasihku itu …
Terkadang terlalu
Dia tahu kalau aku tak mau
Tapi, masih saja mengacuhkanku
Aku memang marah
Dan benar-benar marah
Tapi …
Kekasihku itu
Sangat mencintaiku
Dan aku tahu itu
Maka, akupun mencintainya dengan kesungguhan
Dan tidak menganggap penting yang lain
29 Robi’ul Awwal 1426
Apa arti menanti
Bila dia telah di sini:?
Tak terasa
Walau lama mendera
Waktu ini …
Berjalan begitu lambat
Seolah menghardik diri terkoyak sepi
Ah … apa arti menanti
Bila dia telah di sini?
Tak terasa
Walau lama mendera
29 Robi’ul Awwal 1426
Biarkan apa adanya
Mengalir begitu saja
Tanpa mencoba tuk menangkap pun menghindar
Biarkan semua terjadi dengan sendiri
Saat tertawa
Saat marah
Saat air mata menerpa
Sebab, pada saatnya
Semua kan tiba
Dan kita akan tetap bersama
Saling menjaga, percaya
Walau terkadang kesalahfahaman tercipta
Saling memberi, menerima
Dengan kesamaan rasa
Kita …
Akan tetap bahagia
Karena kita telah setuju
Kita telah mau
3 Robi’ul Tsani 1426
Engkau …
Membunuhku berlahan-lahan
Merobek, mencabik
Aku terbakar
Aku terkapar
Rasa ini …
Tak dapat ku redam
Tak dapat ku pendam
Bergelora, bergejolak
Hanya amarah
Hanya dendam
Hanya kegundahan
Hanya keabsurdan
4 Robi’ul Tsani 1426
Bila dibandingkan dengan rasa cintaku
Rasa cemburuku tidaklah ada apa-apanya
Namun …
Bila perasaan itu muncul
Rasanya …
Hati ini tertusuk duri
Sakit, sakit sekali
1426
Kekasihku di rundung duka
Tapi, aku yang terluka
Dia bersedih, menyesali diri
Tapi, aku yang merasa
Kekasihku gundah gulana
Dan akupun gelisah
Dia meratap, menghujat diri
Dan akupun tersiksa
Kekasihku ..
Menangislah !!
Menangislah sepuas-puasnya
Keringkan dan habiskan semua
Akan tiba saat tertawa
Segera!!
Sebab, ribuan kata telah terangkai dalam do’a
6 Robi’ul Tsani 1426
Dan saat kerinduan datang
Bergelayut, mendendangkan lagu sumbang
Kegelisahan panjang bertandang, mengalun bak gelombang
Kerinduan ini …
Kekasihku !
Yang menoreh luka pedih di hati
Mengiris, menyayat menggores sendi-sendi
Aku …
Yan di rundung rindu
Hanya ingin bertemu
Memandang wajah ayumu
14 Robi’ul Tsani 1426
Tiba-tiba …
Aku ingat wajah manismu
Sehari semalam penuh
Mengobrak-abrik akal dan kesehatanku
Tiba-tiba …
Aku ingat senyum misteriusmu
Sehari semalam penuh
Memporak-porandakan akal dan kewarasanku
Tiba-tiba …
Hari ini aku merindukanmu
14 Robi’ul Tsani 1426
Di persimpangan itu …
Kau tersenyum mengumbar tawa
Tampak anggun dalam kerudung ungu
Wajah mungil lugu yang ceria
Berjalan dengan khas melambai
Lurus kedepan pandangan tertuju
Sejuk jiwa tak terabai
Menikmati gaya pesona utuh
Kau …
Keindahan
Kau …
Kekaguman
Di persimpangan itu ..
Aku mematung
Aku membisu
21 Robi’ul Tsani 1426
Keakraban yang hangat
Lembut terbalut kasih
Corak warna menghias
Setiap kecap yan terucap
Syahdu !
Jiwa yang membelai
Hati tulus ikhlas
Mencipta kebersamaan apik
Harupun meliput nanar mata
Iri memandang
Ta’jub bergumam
Sungguh …
Kedekatan yang elok
23 Robi’ul Tsani 1426
Aku tak memahamimu sepenuhnya
Saat kau diam seribu bahasa
Menyimpan kekesalan yang tak ku tahu sebabnya
Saat kau mulai bicara kata-kata
Menyampaikan ungkapan yang tak ku tahu maksudnya
Aku tak memahamimu sepenuhnya
Saat kau acuh tak acuh memandangku
Menganggap tak penting kehadiranku
Saat kau salahfaham menanggapiku
Menganggap remeh penjelasanku
Aku tak memahamimu sepenuhnya
Saat kau berkeluh kesah padaku
Menjadikan aku bingung dengan tingkahmu
Saat kau jemu dengan kunjunganku
Membuat aku malu dengan diriku
Aku tak memahamimu sepenuhnya
Saat kau bersikap manja
Merobohkan keakuanku yang membaja
Saat kau bersikap ramah membuat aku salah tingkah
Aku tak memahamimu sepenuhnya
Maka, biarkan aku memahamimu seutuhnya!!
10 Muharram 1426
Lalu apa bedanya;
Kau berkata “ya” dan tidak adalah kehendak?
Aku hanya menerka
Aku hanya bertanya;
Kenapa?
Bukankah sama
Saat kau berkata cinta?
Lalu, apa bedanya
Kau menatap dan membuang muka?
Aku hanya menerka
Aku hanya bertanya;
Kenapa?
2 Rojab 1426
Penghianatanmu tak kuhiraukan
Hanya bila hatiku harus hancur
Hancurlah !
Dengan apapun caranya
Dan akan aku ni’mati kesedihan dan serpihan-serpihanya
2 Rojab 1426
Sepertinya …
Aku harus mematahkan hatiku beratus-ratus kali
Hingga dapat aku ketahui;
Seberapa dalam keterpurukanku
2 Rojab 1426
Tentang dirimu …
Bagaimana aku bicara ?
Engkau seperti jawaban yang sederhana tapi mengena
Seperti pertanyaan – pertanyaan yang mengalir begitu saja
Atau seperti teka-teki yang penuh dengan tanda tanya.
Tentang dirimu …
Bagaimana aku bicara ?
Engkau seperti kegundahan yang tak bertepi
Seperti kegelisahan yang tak berujung
Atau seperti ketakutan yang mencekam
Tentang dirimu …
Bagaimana aku bicara ?
Engkau seperti mata air yang kering
Seperti salju yang meleleh
Atau seperti panas yang dingin.
Tentang dirimu …
Bagaimana aku bicara
10 Rojab 1426
Menangis tersedu
Mata sayu yang sendu
Terbakar kata
Menusuk, meluka
Sadarmu akan cintaku
Tak mampu membendung amarah
Ma’af wanitaku!!
1426
Dia berkata “YA”
Tapi tidak sepenuhnya
Padahal aku tahu
Dia benar-benar mau
Tapi aku bahagia
Dia menyerah begitu saja
Apa yang telah aku lakukan ?
Aku bertanya
1426
Komentar
Tulis komentar baru