Skip to Content

#4334

BUIH PADA GELOMBANG (6)

BUIH PADA GELOMBANG (6)

Aku selalu ingin bercerita padamu semua tentang laut
Tentang gelombang tentang alun dan tentang buih

OBJEK PEMANTIK LIDI MATA PAYUNG

Perasaan adalah hal pertama yang harus ada dalam hati seseorang untuk menggubah puisi. Tanpa perasaan tidak mungkin lahir gubahan, Bukan hanya puisi. Semua karya sastra bahkan di luar karya sastra memerlukan adanya rasa sebagai modal utama penciptaan. Tentu saja kedalaman dan kedangkalan rasa seseorang akan sangat tampak pada hasil gubahannya.

JADIKAN AKU PENGEMIS

Memandang wajahmu indah di awan rendah berarak

Rinduku mengiris meremas hati tak bisa ditepis

PUISI PEDANG

Aku mendekat karena banyak kata yang sedang kucari

Yang akan kususun menjadi banyak kalimat

SEBELUM SAMPAI KE TONGGAK

di mana ujungnya jika bibir sudah dusta kepada hati

jika bukan di padang gersang yang panas membakar

TIRAI YANG KAKU

saat malam berwajah rintik hujan lelap mungkin bermimpi

letih jiwa letih raga tergeletak menanti esok hari

SIAPA YANG MENGUTUK

malam bercumbu dengan pagi malam berbekas mimpi-mimpi

pikiran jeli mengutak-atik sementara rasa meraba makna

UNTUK GADIS YANG SEDANG LELAP

lelap dalam tidur agaknya engkau dibuai mimpi

sesungging senyum lekat terlukis pada bibir

KISAH DI SAMBENG*

Dua kekasih berpeluk basah pelupuk menjadi isak

Lama berpisah dalam garis takdir kembali berjumpa

DUSTAMU DUSTAKU

Dusta itu awal derita dan derita menghantar luka-luka

Dan luka tampak pada sesungging senyum ceria yang hambar

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler