Dusta itu awal derita dan derita menghantar luka-luka
Dan luka tampak pada sesungging senyum ceria yang hambar
Dusta terucap manis dari kesetiaan yang palsu belaka
Helai daun kecewa menguning karena pohon cinta mati akar
Semilir angin berhembus dan lepaslah daun dari ranting
Melayang tanpa harapan jatuh di tanah dedaunan mengering
Derita dusta menusuk hati meleleh menjadi air mata bening
Engkaulah pohon yang memeluk sunyi malam sambil terisak
Engkaulah itu ranting yang mendekap gelisah dengan rasa sesak
Engkaulah itu daun kering yang memamah sepi sendiri tergeletak
Aku di sini membaca dustamu yang datang lagi dan lagi
Aku disini meraba arang menumpuk membebani hati
Kau dan aku akhirnya akan berjalan sendiri-sendiri
Dustamu dustaku akankah berkobar seperti api atau mati
201705230455 Kotabaru Karawang
Komentar
Tulis komentar baru