Skip to Content

#4334

PENJARA BAHASA

Di sini aku terkurung dalam suara

Terjerat ragam rangkaian kalimat

Terjebak wajah untaian kata-kata

UJUNG JALAN LURUS

aku menulis lagi tentang tumpukan dosa

yang menggulung erat melekat dalam dada

terukir tersusun rapi dalam pikir dan rasa

MENGHITUNG SISA RINDU

Aku ingin menghitung sisa rindu yang masih ada

Seperti kemarin aku ingin menatanya menjadi kata

ENTAH DI MANA UJUNGNYA

Aku lelaki bersayap yang menerbangkan rindu ke langit

Rindu-rindu yang dihitung melayang lembut lalu hinggap

BUKAN HANYA SEKEDAR KATA

seketi bait syair tak akan bica menahan banjir

selaksa madah prosa tak akan bisa menahan gempa

BUNUH AKU DENGAN PUISI

Tajam mengiris menghantam bagai godam

Tak ada sisi diriku yang tak tersentuh

Mengobrak-abrik tak henti siang mamalam

SEDEPA LAUT SEJENGKAL LAUT

Engkau tampak pada sisa matahari senja yang indah

Duduk bersandar di haluan perahu tanpa kemudi berayun

BUKIT TANPA SEMAK

hujan membakar belukar selimut bukit

panas datang beringas ganas

ada yang sakit

ada yang dirampas

BINGKAI BANGKAI

Inilah perjalanan mati dalam bingkai bangkai hidup

Yaitu titik remang titik terang yang menjadi satu garis

BATASNYA JELAS

ada baiknya kita bicara putus saja

lupakan jangan peduli semua yang tergadai

tutup lembaran dan selesaikan semua cerita

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler