Menyeret diriku pada lembah rindu
Anggur merah memabukkan ku
Serupa gelombang lautan, menyeretku agar selalu melukis wajahmu
Kubilang jangan peduli
Nyatanya ia peduli
Kubilang percaya diri
Nyatanya ia tak percaya diri
Kubilang lupakan
Nyatanya ia ingat
Kamu itu rumit Kamu juga rumit Kamu adalah aku Aku adalah kamu Kamu aku adalah kita Kita yang rumit
Pada apa yg telah Allah tetapkan kebaikan padanya.
Makaku berharap cahaya itu mampu menerangi gelapnya ruang-ruang kosong
mak, aku ingin berenang di merah rahimmu.
rahim kemurnian. lagi.
seorang wanita seperti dirimu
yang kutemukan setelah kau,
bergumul dengan merah rempah
Dibawah gemawan yang menelurkan untaian rinai,
aku memilih pasrah sampai kuyup
dari segala hingar yang menggelayuti,
dari segala bingar yang menjejali.
Tetibanya aku di penghujung bulan.
Berdiri di bumi yang begitu basah.
Bukan sebab hujan yang berguguran sepanjang jalan
Tak bisa ku ingat. Rangkai demi rangkai kata. Hari demi hari. Ketia itu bersamamu. Sejenak semuanya hening. Tak ada suara nyaring terdengar di telingaku. Engkau pergi. Entah kemana..
Komentar Terbaru