Tercekat aku melihatmu seperti itu
Tercengang aku mendengar keinginan itu
Termenung aku saat SETAN melintas
Kukuatkan hati kutegarkan hati
Hari itu kita berjalan
Mencari yang kami dambakan
Membeli yang kami butuhkan
Hari itu kami berjalan
Kudekap malam dalam terangnya purnama
Kuselimuti diri ini dengan kabut tebal
Kubakar badan ini dengan dengus napas yang membara
Kuteriakkan dengan desah
Malam, tanpa teman
Tinggallah aku sendiri disini
Beralaskan tikar tempatku tidur
Walaupun kau jauh dariku
Seperti dedaunan
Kala malam mencengkram dingin
Kala rembulan enggan menampakkan diri
Kala semilir angin menerjang
Kala kehampaan menyelimuti
Kutermenung di pembaringan ini
Melihat kau terkulai lemah lemas seakan tak bertulang
Kasih, lama kau terbang hingga tekulai lemah sayapmu
Lama kami menunggu dibawah pohon akasia ini
Dikeriuhan lalu lalang kendaraan
Bercengkarama dan diselingi gelak tawa, canda ria
Tanpa peduli tatapan orang
Dilubuk hatiku tersimpan
Ada rasa bimbang yang enggan kauceritakan
Ternyata baru kusadari senangnya hatiku
Terganjal dengan ada sesuatu yang kau simpan dihatimu
Pagi menjelang, mentari menjulang di ufuk
Keheningan menguak dikelelahan malam
"Pagi sayaaang"
Begitu terucap mesra di pendengaran
Mengusik keheningan ini
Hari ini bertambah satu
Bertambah bukan hanya bertambah jumlah
Bertambah bukan berarti berkuran
Bertambah berarti semakin matang
Sayang
Komentar Terbaru