(1)
Langit ini langit kota, langit malam terbelah dua
Kalau tuan dan puan suka dengan drama sejarah
Carilah naskahnya di dalam keranjang sampah
Keranjang sulap milik sutradara negri bedebah
Kalau kami teriaki tikus
Karena tuan dan puan memang rakus
Selalu bicara tentang sistim yang bagus
Lalu diam-diam janji ketemu di luar bawa kardus
O alam menyapa
lewat derasnya butir-butir hujan
lewat kencangnya hembusan angin
lewat kilat petir yang bersahut-sahutan
Aku membakar tubuh sunyi ini malam
dengan bara api matahari yang kukumpulkan siang tadi
menyiraminya dengan minyak zaitun yang terbaik
Suatu waktu, di suatu tempat pertemuan dua laut
Seorang sufi duduk menyendiri di tempat sunyi
Duduk di atas sebongkah batu hitam
Negarawan, seorang pemimpin besar bagi bangsaku
Selalu hadir kala orang ramai membutuhkannya
Jelas kapan datangnya, jelas apa yang diperbuatnya bagi negara
Sebatas asa aku berharap
Karena jangkauan tanganku tak mampu menjangkau
Karena langkah-langkah kakiku tak mampu mengejarmu
Dihadapan wajah-Mu
ada dan tiada menjadi musnah
Wujudku ada karena wujud-Mu
Maka hanya Engkau saja yang Wujud
Malam sunyi malam berdetak
Suara jam dinding berdetak-detak
Detik detik waktu terasa menghentak
Entah seberapa lama ia telah berlalu
Komentar Terbaru