Biar saja
Segala patah yang membelai
Segala pedih yang tertanam
Lihatlah aku, masih setia di sini Di pelipis kenangan kita di suatu hari Tak peduli engkau telah lama pergi Merajut hidup bersama dia tanpa permisi
Bagaimana kabarmu?
Apakah rumahmu selalu ramai dengan ketiadaanku?
Hanya daun tembakau
satukan segelintir jasad
dalam bayangan kehidupan
Ragaku mati dalam jilatan api
menyala, sepanas bara
Saat hujan menyamai langkahku, saat itu pula aku kehilangan bayangmu.
Ketika air hujan makin deras membasahi seluruh kota ini, saat itu pula kenangan tentangmu terbawa olehnya.
Kemarin laut berbincang dengan awan
Mereka membicarakan sang rembulan
Yang meninggalkan laut sendirian
Laut bersedih dan menangis
Ia sangat menyayangi rembulan
Pada mu,ku ingin persembahkan bait kata yang tersirat dalam batin perasaan ku Karena ku sadar kita tak mungkin lagi bersatu
Aku pernah berharap akan tersenyum
Suatu saat nanti jika hidup bersamamu
Kenyataannya kini aku jatuh dan terluka
Saat kamu melangkah pergi meninggalkanku
Binasa ...
Mengaung
Percuma
Merangkak
Mengelak
Asu menangis tanpa suara
Jeda ...
Komentar Terbaru