Percik api itu sengaja dinyala, Seuntai sumbu dengan temponya mulai mendesis, menderik. Nuansa hampa dibius gelisa, Lepas dari ancang busur, panah-panah berontak memutar balik.
Berdiri di antara tembok abstrak Mata tersilet akan silaunya sinar di depan Asap-asap kejam dari perut asbak Memasuki celah imajinasi yang masih perawan
Komentar Terbaru