duri dari sekuntum mawarmu
menyemai bara api pada ilalang hidupku
menghidupkan endapan luka dalam hatiku
aku mencintaimu, apa adanya
Sunyi ini begitu terasa
detik-detik waktu berdetak menyiksa
bagai angin senja yang bernyanyi pilu
bagai mendung yang menutupi langit biru
Aku pahami bahasa tubuhmu
namun tidak dengan sorot matamu
Matamu bagaikan samudera
aku tak tahu di mana batas-batasnya
Keping-keping cinta masa lalu
yang mengendap di dasar hatiku
telah terurai seiring perjalanan waktu
Ketika senja itu kau datang kembali
Semailah benih-benih cinta di dalam hatimu
agar ia menjadi benih yang terus tumbuh dan berkembang
mendamaikan jiwa-jiwa yang gersang, yang butuh kasih sayang
Cinta dalam berbagai gaya dan bahasa
dalam berbagai bentuk simbol-simbol
dalam berbagai cara yang kau tunjuk-kan
memiliki substansi yang sama:
kasih
Arti cinta bagiku
bukanlah kasih semu
tak cukup dikatakan dengan bunga
atau seribu janji yang hanya dibibir
Tiap kehidupan memiliki takdir-Nya
Berjejak dari buaian hingga ke liang kubur
Di jejak jalan itu diri harus melintas
Menempuh ruang dan waktu kehidupan
Sunyi
kau datang seperti kabut asap
meski kencang angin berhembus
namun engkaulah hutanku yang terbakar
engkau menutupi jarak pandangku
Aku seorang pengembara
mencari arti kehidupan
menyelusuri alur sungai
mengikuti jejak-jejak tapak
petualang sunyi dalam kesendiriannya
Komentar Terbaru