Skip to Content

Puisi

Puisi Dwibahasa: Aku Hanya Ingin Mengecup “Barusuhmu”

Puisi Dwibahasa: Aku Hanya Ingin Mengecup “Barusuhmu”

 

 

 

 

Judul buku: iaku, buku puisi

Penulis: Ari Kpin

Penerbit, tahun terbit: Rumput Merah, 2018

Dan Hujan pun Datang

Langit bergemuruh

Meruntuhkan hujan

Menerbangkan angin 

Menebarkan selaksa dingin


Kerinduan tumpah

Kata-Kata

Kata-kata berbicara

Kata-kata bersuara

Kata-kata bercerita

Kata-kata bermain kata


Ketika kata-kata tak ada

Serupa Kita

Kita serupa kumpulan hari di lingkar waktu

Mendaur siang dan malam pada akhir menuju

Berakhir dari mula dan bermula dari akhir

Merindumu dalam Kenang

5 tahun setelah kau pergi, Adik

Abangmu ini begitu merindumu

 

Lihatlah pohon akasia yang tumbuh di halaman rumah kita

Aku, Pikiran dan Kata

Kami berdiri dalam satu barisan yang sama:
Aku, pikiran dan kata
Kau tahu, siapa yang akan lebih dulu bersuara?

Dalam Hujan Aku Mengenang

Di, hujan datang lagi. Nopember tahun ini hujan begitu rajin datang dan pergi. Ia selalu tahu saat-saat aku sendiri dan merasa sepi. Ia datang seperti ingin menemani.

Puisi Puisi Eka Yuli Andani

UNTUK SEBUAH NAMA

 

Kau dekap tubuhku dan menjaga malam

Ketika desiran angin menghembuskan dingin

Kau jaga erat sukmaku

Gundul Pacul

Gundul pacul kupetik dalam string gitar, 

Kuulang hingga lancar dan terbiasa,

Untungnya bukan fitnah yang kupantik,

Hanya Asap

Kala jingga menyapa sepasang sayap yang patah

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler