Puisi Dwibahasa: Aku Hanya Ingin Mengecup “Barusuhmu”
Judul buku: iaku, buku puisi
Penulis: Ari Kpin
Penerbit, tahun terbit: Rumput Merah, 2018
Langit bergemuruh
Meruntuhkan hujan
Menerbangkan angin
Menebarkan selaksa dingin
Kerinduan tumpah
Kata-kata berbicara
Kata-kata bersuara
Kata-kata bercerita
Kata-kata bermain kata
Ketika kata-kata tak ada
Kita serupa kumpulan hari di lingkar waktu
Mendaur siang dan malam pada akhir menuju
Berakhir dari mula dan bermula dari akhir
5 tahun setelah kau pergi, Adik
Abangmu ini begitu merindumu
Lihatlah pohon akasia yang tumbuh di halaman rumah kita
Kami berdiri dalam satu barisan yang sama: Aku, pikiran dan kata Kau tahu, siapa yang akan lebih dulu bersuara?
Di, hujan datang lagi. Nopember tahun ini hujan begitu rajin datang dan pergi. Ia selalu tahu saat-saat aku sendiri dan merasa sepi. Ia datang seperti ingin menemani.
UNTUK SEBUAH NAMA
Kau dekap tubuhku dan menjaga malam
Ketika desiran angin menghembuskan dingin
Kau jaga erat sukmaku
Gundul pacul kupetik dalam string gitar,
Kuulang hingga lancar dan terbiasa,
Untungnya bukan fitnah yang kupantik,
Kala jingga menyapa sepasang sayap yang patah
Komentar Terbaru