Ini duniamu dan inipun telah menjadi duniaku
Ini kisahmu dan telah menjadi kisahku
Aku tahu karena kau pun tahu
Saat jagad raya selalu hadir menyapa
Saat sinar lembut dari sang mentari bersinar cerah
Titik-titik hujan menyempurnahkan kehadirannya
Ani-ani.... Goni-goni... Tali-tali.... Pijak kaki bergegas Lengan dan bahu mengeras Nafas mengepal, menderu bersorak sorai Ani-ani... Goni-goni...
Debu jalan tak lagi menutupi pandangan
Rerumputan memenuhi pinggiran jalan tak lagi menguning kering
Sementara kicau burung menari diantara rerimbun ranting pohon
Dengarkan Daku, TUHANKU
Kemarilah dengan pekat,
Karena cinta datang bukan hanya tentang perasaan
seperti ini..
yaaa, seperti sekarang ini
Mendua
Kekasih mendua
Istri mendua
Suami mendua
Yang Esa di dua
Aku berhenti, bukan berarti mati.
Aku pernah bermimpi, sejak lama,
Nantikan, aku pasti pulang,
Disitulah awalku, dan kamu nafasku.
Ayeuna mah ayeuna lain isuk lain baheula
te kudu nineng kanu tileum, ulah melang kanu can datang
“SELASAR ZAMAN”
"Tasbih Aksara Nopember"
Pada selembar usia yang dikaligrafikan waktu
terlampir puisi beraksarakan pengharapan dan rindu
Komentar Terbaru