Skip to Content

Februari 2015

Kutipan dari neraka

Orang tak akan berhenti bermimpi

Tentang kekuasaan yang tak akan pernah mati

Pion-pion sudah ditegakkan, berdiri tegap menantang jaman

TANJUNG PINGGIR

bergulung-gulung ombak menepi, digemuruhnya termangu aku, buih dan pasir timbul tenggelam

NYANYIAN LEMBAH SUNYI

Desamu nan sejuk
Gerimis
Kicauan muray batu terakhir bernyanyi
Aku tinggalkan rumah
Lereng bukit kecil
Berhias merah

DALAM PENANTIAN

: si  sepi

 

malam demam

si sepi itu menggigil sendirian

SUDA, YA SUDAH

Aku tak lagi temukan suaramu
cuma dengung perindu malam saja terdengar
lalu aku terjerat ke dalamnya,
Ya, ke dalam suara-suara asing itu,
semakin sering dan sering seperti kemarin lampau,

BATU CINCIN

batu cincin yang indah yang terpasang di jemari manismu

batu merah delima katamu membawa berkah rezeki melimpah

aura wibawa wajah bahagia

seperti malam kemarin

aku masih di sini menunggu

bersama sekelumit kisah yang masih beum terselesaikan

tapi kau tak pernah lagi hadir...

masih seperti malam-malam yang lalu

CATUR GILA

dengan jurus-jurus konyol, diadunya kabut dan bayang-bayang

musim dan cuaca pun mabuklah, formasi dan barisan kacau-balau

LUCU

Naik keret api dari Pariaman ke padang. Stasiun tua Kurai taji. Buatan penjajah kelihatan tanda-tandanya ukuran kayu tak terdapat sama sekarang. Belanda buat bangun 100 tahun umurnya.



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler