Skip to Content

Januari 2016

Selamat Jalan

Hidup kemudian hilang
Bukan selamanya
Hanya selama tetes air hujan
Yang membasahi wangi bunga mawar
Tak perlu lah kau menangis lama lama

Anak Kolong

Anak Kolong

 

Kau  Ayahku…

 

Berdiri  diatas kokohnya benteng kosong

Senyummu bangga..

30 APRIL

Ingin ku tulis apa yang kurasa

Ingin ku ungkap apa yang mengganjal

Hari ini sangat berarti baginya juga bagiku

DINDING WAKTU

Serpihan puisi perempuan Terdengar setiap desahmu
Saat malam gelap dengan lilin sebentar lagi padam

Laki-laki kupu-kupu

Bunga kuncup kau tak peduli

Saat mekar kau hinggap menari

Perlahan beranjak pergi

Kau jejakan si serbuk sari

Diluar Naluri

Mengais puing puing terserak
Antara ketundukan dan pembangkangan
Meski percaya adalah sebuah keniscayaan
Tetapi
Jiwa ini bukan bias cahaya syurgawi

Untuk Langkah Kecilku

Menakar kelayakan dan kepantasan
Untuk menjadi tekukur penanda waktu
Atau menghambur kicau laksana murai batu
Adalah serangga serangga malam sebagai penentu

Cinta dan cinta

 

 

Gadis manis yang ku lukis dengan kata

pada secarik kertas putih tanpa noda

risau

ingin ku tulis semua risauku tentang mu yang tak bisa ku sebut engkau menggrogoti hatiku dan hariku

Teruntuk Tuhan

Bersujud aku meminta
Si buah hati sepasang laki-laki dan wanita yang dipanggilnya orangtua


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler