Skip to Content

Juli 2016

Lidah itu Gergaji

Lidah itu Gergaji

Sekejam meriam, lidah itu penikam.
Tukang rajam.
Dan lebih jahanam dari dendam.

Malam yang Tajam

Malam yang Tajam.

Dingin itu masam, dan perih, sayang.
sekelebat bayang bulan sabit coba menjahit
nganga luka dengan jarum-jarum rindu
yang nyengat di paru.

Istri Ajaib

Istri Ajaib

Engkau!
Matahari yang berjaga.
dan purnama yang membara.

Si penyaji ribuan asa, dan jutaan rasa.
Penggembala suka, duka dan luka.

Kursi-kursi yang Gentar

Kursi-kursi yang Gentar.

Di negeri yang dijagai para rayap,
kursi dan dasi adalah keju lezat
tempat mengail dusta, dan menugal mimpi-
mimpi basah.

Gurun Toba

Gurun Toba?

Toba terbakar
luka air mata tuhan
menghunuskan kemarau.

Pulau di Balik Awan

Pulau di Balik Awan

Samosir! Layatlah Tobamu
yang ngering
terpenggal rahang kemarau.

Hujan II

Dilembaran bait terakhir
Puisi yang kutulis;
Tentang kita.
Segenap rasaku telah mewakili apa adanya
Samar samar bayangmu pergi bersama buliran hujan.

GERIMIS HATI

Desis...
Suara alam kini
Tak senada suara hati
Desis...
Sumbang berirama miris
Gundah berirama tangis
Desis...
Akankah berakhir tragis?

(Maumere, 4/5/2016)

Majalah Sastra Horison Beralih ke Online

Majalah Sastra Horison berhenti terbit dalam bentuk cetak dan kini hanya bisa dibaca secara online.  “Seirama dengan perkembangan teknologi masa kini, maka Horison cetak resmi beralih ke Horison Online mulai hari ini,” kata salah satu pendiri Horison, Taufiq Ismail, dalam peringatan 50 Tahun Horison di Taman Ismail Mazuki, Jakarta, Selasa, 26 Juli 2016.

Secangkir Kopi Hangat

Secangkir kopi hangat dengan aroma yang pekat; lembut mengepulkan uap

tak selesai bercerita tentang pagi atau derap langkah pasti mengejar matahari

 



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler