sepertihalnya bencana yang begitu dahsyat
mengguncang
memporakporandakan
membuat diri terpelanting
yang sekuat apapun tangan berpegang
LAHIR UNTUK BERMIMPI
Oleh: Emil E. Elip
Adakah kita terlahir
hidup hanya untuk bermimpi
Yang kita inginkan,
100 HARI ABU-ABU
Sudah hampir seratus hari
Tidak ada kuncup yang siap mekar
tumbuk
petani jawa memberi sebuah istilah tumbuk
adalah saat matahari ada digaris tengah
dan puncaknya matahari di titik tengah
pada tengah hari
kesibukan ini telah menghempaskan kita
jangankan untuk runduk pada-Nya
nikmatnya makanan aja tiada terasa
apa lagi pulasnya tidur
jenaknya beristirahat
belailah daku dengan rahmat-Mu
agar dapat kurasakan kembali kehidupan ini
dan tersingkap semak-semak perintang jalan
untuk tempat kaki ini meniti
kalaupun seribu kali engkau berkata cinta
tiada akan terasa dalam sanubari ini
karena kedekatanmu hanya fisik belaka
bahkan sampai di atas ranjangpun
tinggalkan aku di sini
aku tak lagi lincah bergerak
aku akan belajar menguari langkah dengan diam
siapa tahu aku akan melampai langkahmu
TELAGA
Inilah telaga sepi,
Dimana ku temukan riak-riak sunyi
Pukul 15.00 Waktu Pulang Sekolah.
Aku keluar dari kelas setelah membaca Wal-‘asr. Koridor gelap. Aku pun berbenturan dengan bayangan.
Komentar Terbaru