Skip to Content

April 2024

kutuang dalam untaian

kembali kuruntut lintas perjalanan kita

kutuangkan menjadi sebuah novel

kukumpulkan tebaran puisi tentang kita

kurangkai dalam kumpulan puisi

Ayah

Di balik senyum hangat dan tangan yang kuat,

Ada sosok yang tegar, Ayah yang luar biasa.

Dalam pelukannya, ada kehangatan dan perlindungan,

Agung I

Gung, kemarin saya pulang ke rumah

amat berantakan sekali dalamnya

kerikil berserakan

gambar di mana-mana

sempat terinjak serpihan kaca

Gugatan Setan

Bila tiba persaksian

Tanpa daya terbungkam lisan

Tiada lagi suara dusta

Benalu Kalbu

Lagi-lagi. Terulang kembali

Bahkan terburuk hari ini

Akal dan hati hilang kendali

Tersihir hasrat yang makin berani


Pungguk Rindukan Bulan

Akulah pungguk yang merindu

Pada rembulan untuk bertemu

Di atas dahan bernyanyi merdu

aku lupakan engkau

sengaja aku lupakan engkau

seperti aku lupakan juga aneka pernik kehidupan

meski terkadang kelibat bayangmu menggoda

aku lupakan engkau

bukan untuk melepaskanmu

kapan kita kembali

entah berapa lama aku duduk di sini

menungguimu sambil asyik bermain sendiri

sampai tak terasa aku sedang menungguimu

jangan-jangan engkau juga lupa



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler