kembali kuruntut lintas perjalanan kita
kutuangkan menjadi sebuah novel
kukumpulkan tebaran puisi tentang kita
kurangkai dalam kumpulan puisi
Di balik senyum hangat dan tangan yang kuat,
Ada sosok yang tegar, Ayah yang luar biasa.
Dalam pelukannya, ada kehangatan dan perlindungan,
Gung, kemarin saya pulang ke rumah
amat berantakan sekali dalamnya
kerikil berserakan
gambar di mana-mana
sempat terinjak serpihan kaca
Bila tiba persaksian
Tanpa daya terbungkam lisan
Tiada lagi suara dusta
Lagi-lagi. Terulang kembali
Bahkan terburuk hari ini
Akal dan hati hilang kendali
Tersihir hasrat yang makin berani
Akulah pungguk yang merindu
Pada rembulan untuk bertemu
Di atas dahan bernyanyi merdu
sengaja aku lupakan engkau
seperti aku lupakan juga aneka pernik kehidupan
meski terkadang kelibat bayangmu menggoda
aku lupakan engkau
bukan untuk melepaskanmu
entah berapa lama aku duduk di sini
menungguimu sambil asyik bermain sendiri
sampai tak terasa aku sedang menungguimu
jangan-jangan engkau juga lupa
Komentar Terbaru