Bila tiba persaksian
Tanpa daya terbungkam lisan
Tiada lagi suara dusta
Hanya tubuh yang mampu berkata
Kumpulan hina lalu dihempas
Menghantam dasar dengan keras
Berbalut api, berembus panas
Atas tingkahnya dahulu terbalas
Bunyi jeritan ramaikan jurang
Rintih tertahan serta mengerang
Merasa sesal tersadar sekarang
Tapi telanjur mengabu arang
Lalu ketika bergabung Setan
Insan mengeluh menyalah-nyalahkan
Atas bisikan beserta hasutan
Penuntun jalan yang menyesatkan
Ia menyanggah kumpulan penuduh:
"Bukanlah itu salahku seluruh,
Sungguh peranku hanyalah separuh,
Mengapa kalian tertunduk patuh?
Saat lisanku berbisik menyuruh
Padahal tubuh milikmu penuh"
Kelak penghuni neraka akan mengecam, menggugat, mencaci, dan menyalahkan Setan atas bisikan kesesatan yang menyebabkan mereka merasakan berbagai penyiksaan yang ditimpakan oleh Tuhan.
Namun, seketika itu juga Setan menggugat balik dan menyanggah bahwa nasib mereka saat itu--yang tersiksa di neraka--bukanlah salahnya secara keseluruhan, melainkan merupakan kesalahan mereka sendiri pula yang malah menuruti bisikannya itu. Padahal kendali atas jiwa raga mereka terletak pada kesadaran mereka sendiri, bukan pada dirinya. Andai saja saat itu mereka menolak dan menaati perintah Tuhan, tentu tak akan terjerumus ke dalam kesesatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesesatan dan kemaksiatan yang terjadi bukanlah kesalahan murni Setan, melainkan salah manusia juga itu sendiri yang malah mematuhinya.
Komentar
Tulis komentar baru