Skip to Content

Gugatan Setan

Foto A.M. Teguh

Bila tiba persaksian

Tanpa daya terbungkam lisan

Tiada lagi suara dusta

Hanya tubuh yang mampu berkata

 

Kumpulan hina lalu dihempas

Menghantam dasar dengan keras

Berbalut api, berembus panas

Atas tingkahnya dahulu terbalas

 

Bunyi jeritan ramaikan jurang

Rintih tertahan serta mengerang

Merasa sesal tersadar sekarang

Tapi telanjur mengabu arang

 

Lalu ketika bergabung Setan

Insan mengeluh menyalah-nyalahkan

Atas bisikan beserta hasutan

Penuntun jalan yang menyesatkan

 

Ia menyanggah kumpulan penuduh:

"Bukanlah itu salahku seluruh,

Sungguh peranku hanyalah separuh,

Mengapa kalian tertunduk patuh?

Saat lisanku berbisik menyuruh

Padahal tubuh milikmu penuh"


Kelak penghuni neraka akan mengecam, menggugat, mencaci, dan menyalahkan Setan atas bisikan kesesatan yang menyebabkan mereka merasakan berbagai penyiksaan yang ditimpakan oleh Tuhan. 

Namun, seketika itu juga Setan menggugat balik dan menyanggah bahwa nasib mereka saat itu--yang tersiksa di neraka--bukanlah salahnya secara keseluruhan, melainkan merupakan kesalahan mereka sendiri pula yang malah menuruti bisikannya itu. Padahal kendali atas jiwa raga mereka terletak pada kesadaran mereka sendiri, bukan pada dirinya. Andai saja saat itu mereka menolak dan menaati perintah Tuhan, tentu tak akan terjerumus ke dalam kesesatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesesatan dan kemaksiatan yang terjadi bukanlah kesalahan murni Setan, melainkan salah manusia juga itu sendiri yang malah mematuhinya. 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler