JIWA MERANA. GUBAHAN UNIK Anik Wantari
Sungguh tidak disangka gubahan seperti ini masih muncul di tengah hiruk pikuk bahasa puisi kekinian. Puisi 4334 gubahan Anik Wantari ini menghanyutkan perasaan ke masa lalu, beberapa dekade. Masa ketika Tenggelamnya Kapal van der Wijck, Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Di Bawah Lindungan Ka”bah, dan buku-buku sastra sejenis hangat dalam dekapan semua kalangan pembaca pencinta sastra.
Kita tidak bisa menduga apakah Anik Wantari akrab dengan buku-buku sastra itu, atau salahsatunya. Atau bisa jadi ia sering berselancar di dunia maya untuk membaca karya sastra.
Yang manapun itu, dalam JIWA MERANA ini, Anik Wantari telah sangat halus memilih dan memilah kata dan disusunnya menjadi gubahan yang menghanyutkan rasa ketika membacanya.
Mereka –dan pasti tidak banyak lagi- yang mengalami masa remaja pada tahun 1960an pasti akan tertoreh perasaannya. Kata-kata dan susunan kalimat yang ada pada JIWA MERANA sering dipakai untuk ditulis dalam lipatan surat cinta untuk pujaan hatinya.
Semoga Anik Wantari bisa menggubah yang lebih indah lagi.
Demikian tulisan ini dibuat sebagao pengantar JIWA MERANA / Anik Wantari
202009260759 Kotabaru Karawang
JIWA MERANA / Anik Wantari
Duhai dikau yang menjadi pujaan kalbu
Bebas lepaslah engkau dari belengguku
Terbang, terbanglah tinggi ke langit biru
Menembus relung-relung sudut semua penjuru
Wahai dikau sang pujaan kalbu
Bersama diriku, adalah jerat bagimu
Bahagia yang kucipta, bukanlah bahagiamu
Berpalinglah dari diri hina ini
Cukuplah engkau mengerti hai pujaan hati
Jiwa ini penuh warna warni kasih suci
Saat nanti kau tak lagi sanggup kepakkan sayap
Jadikan pundak ini tempatmu hinggap
Saat jiwa dan ragamu berangsur rapuh
Jadikan jiwa dan raga ini sebagai peneduh
202009250007.08.40, Sleman, Yogyakarta
Tulis komentar baru