Aku pernah berharap kembali menjadi angin, yg tak ada beban apa-apa. Mungkin memang diriku berasal seperti angin, yg tak tampak dimata, tak tersentuh, tak teraba, yg tak dapat diketahui dari mana asalnya, tapi dapat dirasakan kehadirannya. Yang mungkin juga angin itu ditiupkan oleh Sang Pemilik ketika aku masih dalam bumi suci. Dan hingga kini aku;angin tetap terkandung badan, entah kapan aku;angin akan bebas dari jeratan warangka yg dipenuhi oleh berbagai banyak macam nafsu, yg aku pun tak tahu itu dengan begitu jelas alias gamblang. Ada kalanya aku mengetahui tentang itu, itu pun bukan aku yg tahu tapi aku diberi tahu oleh Sang Peniup Angin.
Jika aku telah lepas dari jeratannya, aku bisa bebas lega dengan penuh sukaria, tak ada kata lapar, kantuk, dahaga, lelah, dan semua jenis tandanya sebagai manusia. Melesat secepat kilat, bahkan melebihi kecepatan kilat. Dan hal yg paling aku tunggu adalah ini, ya inilah tujuan akhir dariku, tapi masih mungkin. Karena aku tak tahu apa yg akan terjadi kelaknya.
Aku;angin pastinya berasal dari-Nya, karena Dialah Sang Peniup Angin. Dan pastinya aku;angin kelak akan kembali kepada-Nya lagi. Semoga Sang Peniup Angin melayangkan cahaya penerang kalbu, untuk menuntun diriku untuk pulang kembali kepada-Nya. Amien.
--= Bab XII =--
- 2182 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru