Skip to Content

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Dua Ratus Kalimat Cinta untuk Mey

Lantunan ayat-ayat cinta itu kembali hadir dalam kemarau hatiku yang kian gersang, dua ratus ayat cinta itu menggantikan sembilan puluh delapan harapan yang hanya menjadi kenangan yang kian menyesakkan. Kini seratus dua harapan baru telah menjemputku untuk menjadi wanita yang paling sempurna setelah jubah hitam sempat menyelimutiku saat aku merasa benar-benar rapuh.

Mungkin Aku Lupa

Aku mungkin lupa

dimana kusimpan aroma hujan

yang kauberi padaku waktu itu

Juga warna mata dan rona senyummu

 

KETIKA POLITISI BERPUISI

ketika politisi berpuisi

alih alih orasi

caci dan maki

Salman ImaduddinMolotov TerakhirHidayatul KhomariaDua Ratus Kalimat Cinta ...
Mega Dini SariMungkin Aku LupaombiKETIKA POLITISI BERPUISI

Karya Sastra

Membuka Pagi

Awal hari

Pagi berembun doa

Menyegarkan kisi-kisi jendela

Ruang hati berbunga

Macet

Riuh knalpot motor pecah memekak

Raungan mobil mendengung berdentum

Bersahutan saling menyambar

Membelah siang di suatu jalanan

PERANG

Kitab memerah darah

Tanah menyalib umat

Rapat konsolidasi

Dialog interaktif

Bualan retoris presiden adidaya

Nuklir makan kenyang sekali

ruang 204

..siapa??

..kutunggu siapa??

..bertanya pada pertanyaan...

 

 

..kisah sedihkah ini??

..atau fatamorgana belaka..

 

LANGKAH SEMU SANG PENGHAYAL

.melangkah??tanpa arah??

 

..mengapa??

 

 

..tanda tanya??khayalan??

 

..apa sebuah imajinasi??

 

keberpihakan Montmartre

Surat Dari Montmartre: MENYAKSIKAN PEMBACAAN PUISI TAN LIOE IE DI PARIS

"Apa yang sedang kulakukan adalah suatu pertunjukan. Barangkali aku di sini dengan Rendra yang kuhormati atau yang lain-lain dalam membaca puisi. Dalam membaca puisi aku masukkan unsur akting dan musik", ujar Yoki menjelaskan

TERSAKITI BAYANG SEMU

,,kucoba berhenti bwt ga trus2`n larut tersakiti oleh bayang semu..

Cermin Retak

Puisi Hafney Maulana


Cermin retak cermin pusaka

memakai wajah merangkai sajak

jika banyak kata bersepai

banyak huruf  yang terburai

mita

kuselipkan wangi bunga kenanga di telingamu..

harapanku, engkau kan harum abadi untukku...

kutiupkan semerbak kisah cinta lama di hatimu...

beri aku waktu....

tepat tengah malam, jam kehidupan berdentang satu kali...

jari jemari mencoba meraih pendulum yang tak juga mau berhenti.....

tubuh berpeluh, jantung bergemuruh....

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler