Namaku Raina, aku mempunyai sahabat yang sangat bawel yaitu sovie. Kami berdua sekampus, tapi beda kelas. Dia selalu mengejekku karena sampai sekarang aku masih menyandang status Jomblo. Bukannya aku gak laku, dan bukan juga berkata sombong. Memang dari mulai semester 1 sampai semester 4, gak ada satupun cowok yang bisa menarik perhatianku. Terkadang aku bertanya dalam hati “Apa aku udah gak normal lagi ya?” tapi itulah kenyataannya. Dan tiba semester 5 aku mulai bertemu dengan Dia, iya “Hanya Dia” yang bisa membuat jantung ini berdetak lebih kencang.
Embun pagi yang dingin masih menyelimuti mimpiku yang Indah, membuatku enggan untuk beranjak dari tempat tidur. Tapi itu semua tak boleh aku biarkan. Setiap Pagi aku harus bekerja dan sorenya langsung pergi kekampus belajar dan bertemu dengan sahabatku, Sovie.
Sore itu, setibanya aku dikampus, Sovie menemuiku. “Rain aku mau pergi..mau gak ikut denganku?” ajak Sovie. “Loh bukannya kita ada kelas sore ini ya Sov? memangnya mau kemana sih?” tanyaku agak bingung. “Aku baru saja di BBM sama teman sekolahku dulu, sore ini mereka mengajakku buat Hangout bareng, Nah kebetulan dosenku gak datang Rain” Jelas Sovie. “Oh gitu, tapi Ogah ah, aku malu, aku kan belum kenal sama teman-temanmu itu, lagian kan sayang kalau aku gak masuk kelas, sebentar lagi kan kita mau UAS” tolakku.
“Issttt dikit-dikit selalu malu, tenang aja, nanti aku kenalin”. Gak..gak udah gak papa kamu saja yang pergi, nanti kita jumpa lagi dikampus yaa”. Okee dech Rain, Bye.
Setelah Sovie keluar meninggalkan parkiran, aku langsung jalan ke kelas. Tak lama kemudian dosenku masuk dan kami mulai belajar. Gak terasa udah satu jam kami belajar, bel pun berbunyi, tandanya les pertama telah selesai, akupun langsung keluar kelas dan duduk disamping ruang dosen (Tempat biasa Aku & Sovie mengobrol).
The Beginning of Something Amazing
Disenja sore yang hangat, Aku duduk sambil membaca Novel yang berjudul “Let’s make a Wish”(novel jepang). Tiba – tiba saja entah mengapa kepalaku ingin sekali menoleh kearah kanan, dan saat aku menoleh ternyata ada seorang cowok yang manis banget dengan gaya yang cool. “Aku beneran gak mimpi kaaan?” tanyaku dalam hati dan jantung yang Dag,dig, dug,derrr...
Sumpah selama aku kuliah disini mulai dari semester 1 sampai 4, bukan aku yang sok ngerasa kecakepan, tapi emang aku merasa tak ada cowok yang bisa mencuri perhatianku, memang ada senior-senior yang cakep, tapi yaaa begitu, aku tak pernah mengagumi mereka. “Namanya siapa ya? Dia fakultas apa yaaa?” aku jadi begitu penasaran dengan dirinya.
Saat hari kedua aku melihatnya, akhirnya aku menceritakannya kepada Sovie. Sovie begitu terkejut saat aku cerita tentang hal itu kepadanya. Karena sovie selalu menganggapku sudah tidak bisa lagi melihat cowok ganteng, setiap sovie bilang cakep, aku selalu berkata “TIDAK, BIASA SAJA”. Maka dari itu sovie begitu penasaran dan ingin cepat tahu tentang si DIA yang mampu membuat ku MELELEHHHH......
Suatu hari aku dan sovie sama-sama tidak masuk kelas, kebetulan dosen kami sama-sama ijin tidak mengajar. Jadi kami memutuskan untuk nongkrong ditempat biasa (Samping ruang dosen). Tak lama kemudian si DIA lewat didepan kami. “Ya ampuuunnnnn maniss banget” Gumamku dalam hati. “Sov...sov itu dia” seruku. “Yang mana Rain? “ tanya Sovie.
“Oohh yang itu yaaa?” tiba-tiba saja Sovie menghampirinya, dan sepertinya mereka berkenalan. Kurang lebih 10 menit kemudian, sovie kembali dan dia bilang “Hahahaha aku udah tahu namanya” heboh Sovie. “Siapa Sov?” tanyaku dengan penasaran. “Namanya Farelle, dan dia anak Teknik. “Ohh ternyata dia anak Teknik ya” gumamku dengan pelan sambil senyum-senyum gak jelas. “Pokoknya besok kamu harus kenalan Rain, HARUS, WAJIB, KUDU” Paksa sovie kepadaku. “Whatt, besok??? Enggak..enggak, malu ah, next time aja ya kalo aku sudah siap.
Sejak aku mengetahui kalau dia anak Teknik dan ternyata dia Juniorku, usianya juga lebih muda dariku, aku agak sedikit pesimis, dan aku langsung berfikir, yang usianya lebih tua dariku saja belum tentu lebih dewasa, apalagi lebih muda dariku? “Huuhhh aku terus memikirkannya.
Akhirnya tibalah saat yang menegangkan, dimana Sovie memaksaku untuk berkenalan dengan Farelle. Sovie menarik tanganku, dan aku mencoba untuk tetap tenang, agar tidak ketahuan kalau aku menyukainya. “hey Farelle, kenalin ini temen aku” panggil Sovie dengan nada yang begitu semangat. “Hay, aku Farelle” kata Farelle dengan suara yang lembut “Raina” Jawabku sambil tersenyum. Akhirnya kami berdua bisa kenalan juga, walaupun hampir saja aku pingsan.
Seminggu Aku Mengenalnya
Sejak kami saling mengenal, kami jadi sering bertemu dan bertegur sapa. Aku makin mengaguminya dan merasa bahwa ‘Hanya Dia’ lah yang bisa membuatku tersipu malu, dan terus kepikiran tentangnya. Ternyata Sovie bilang bahwa dia sudah berteman via Instagram dengan Farelle, dan ternyata Farelle masih JOMBLO. Mendengar hal itu dari Sovie Rasanya hatiku senang sekali, seakan-akan aku baru saja mendapatkan nilai A dalam kuis Matematika. Tapi diluar itu semua, aku kembali berfikir, apalah dayaku, aku yang selalu gak Pedean ini hanya bisa melihatnya dari kejauhan, mana mungkin juga dia menyukaiku, walau didalam hati yang terdalam aku sangat menginginkannya. Aku bisa berkata demikian, karena kalau aku perhatikan, setiap Farelle jalan kemanapun, ada saja cewek yang menyapanya, mengajaknya mengobrol, bahkan sering bercanda dengannya. Karena dia begitu ramah terhadap siapapun yang membuatnya banyak dikenal orang terutama kaum Hawa.
Sebulan aku Mengenalnya
Sekarang aku dan Farelle sudah saling berteman Via BBM, LINE, PATH, & INSTAGRAM. Semenjak aku berteman dengannya di akun instagram, aku melihat banyak cewek yang menyukai setiap postingan darinya. Semakin hari aku merasa semakin Baper (Bawa Perasaan) saja dibuatnya. Tetapi walaupun begitu, Sovie terus mendukungku untuk tetap semangat mendekati Farelle.
“Raina...kamu itu jangan diem aja kalau lagi ada Farelle, Dia kan udah welcome ke kamu lagian Farelle kan masih Jomblo” tegas Sovie kepadaku. “Bukan begitu Sov, aku gak bisa heboh seperti cewek-cewek itu, Farelle juga gak mungkinlah Jomblo, mungkin dia Bohong tuh sama kita” kataku yang semakin pesimis.
Waktu itu, Sovie juga pernah cerita kalau si Farelle suka banget sama drama Korea, dan Bahasa Jepang, sedangkan aku gak menyukai hal itu. Tapi Sovie terus memaksaku untuk belajar menyukai apapun yang disukai oleh Farelle. Menurutku tak usah sebegitunya “this is the real me” kalau memang dia menyukaiku dia pasti bisa menerimaku apa adanya. Tidak terasa sudah hampir 4 bulan kami berteman, tapi ada juga kemajuan yang signifikan antara Aku dan Farelle.
Hal Yang Menyakitkan
Pada waktu itu, Aku dan Sovie sedang mengobrol berdua didepan Masjid kampus. Tak lama kami melihat Farelle keluar dari kelas, Sovie pun langsung memanggilnya. “Relle, sini!!” Sovie mengajak Farelle untuk gabung bersama kami. Aku makin merasa gak karuan setiap aku berdekatan dengannya, walaupun kami sudah sering Chattingan, tapi aku masih saja nervous kalau berada didekatnya.
“Kak Raina kemarin lagi asyik ngobrol sama siapa?” Tiba-tiba Farelle bertanya kepadaku. “yang mana?” Aku bertanya balik kepadanya. “Yang didepan ATM kemarin kak, yang seperti orang Pakistan” si Farelle makin ingin tahu siapa orang yang sedang bersamaku kemarin malam. “Ohh itu namanya Kak Vanda, dia senior kami juga, memangnya kenapa relle?” tanyaku penasaran. “Kirim salam ya Kak” dengan semangat Farelle berkata seperti itu kepadaku. Ya Tuhan disitulah Aku merasa sakiittt banget pas tahu kalau Farelle menyukai temanku. Rasanya ingin sekali aku menangis, dan langsung pergi dari hadapannya. Tapi itu semua tak bisa kulakukan, karena itu akan membuatnya jadi tahu kalau aku menyukainya.
Makin hari kami makin akrab, karena setiap kami bertemu, Farelle selalu menanyakan kabar tentang Kak Vanda. Aku tetap tegar dan selalu tersenyum menanggapi semua itu. Sampai akhirnya Aku memutuskan untuk mengenalkan Farelle dengan Kak Vanda. Farelle juga ku beri Pin BBM nya Kak Vanda. Sejak saat itu aku makin pesimis, walaupun aku tahu bahwa Kak Vanda tidak menyukai Farelle, karena sebenarnya Kak Vanda sudah mempunyai pacar, tapi Farelle tidak mengetahuinya.
Aku terus berpura-pura mendukung Farelle dan Kak Vanda, meskipun Sovie selalu memarahiku dan sering mengatakan “Kamu sudah gila yaa Rain? ngapain kamu dekatkan Farelle dengan kak Vanda, kamu kan menyukai Farelle” aku hanya bisa tersenyum dan berkata “Biarlah Sov, asal Dia bahagia dan aku ada alasan untuk selalu didekat dia, walaupun Topik yang kami bicarakan selalu tentang ‘Kak Vanda’ aku rela”. Tuturku yang mencoba Ikhlas.
Kepergian Farelle…
Malam itu Farelle mendatangiku, Dia bilang, dia akan Study tour ke Malaysia. Aku merasa sedih, karena kurang lebihnya satu bulan kami tidak akan berjumpa. Andai kami sepasang kekasih, pasti sudah ku peluk erat-erat saat perpisahan sementara ini. Tapi realitanya Aku dan Dia bukan sebuah KITA.
Semenjak Farelle tidak ada dikampus, duniaku kembali seperti dulu lagi, Hambarr. Tapi Aku tetap bersyukur mempunyai sahabat yang begitu bawel and always Care with me, yes she is Sovie. Dia selalu menemaniku dan selalu menyemangatiku saat aku pesimis dan tidak percaya diri. Dan sekarang Aku hanya bisa chattingan dengan Farelle dan menunggunya kembali kekampus. Aku sering menanyakan kabar dia, semoga kepedulianku dan perhatianku terhadapnya selama Dia berada di Malaysia, bisa membuatnya sadar kalau sebenarnya selama ini aku menyukainya.
Komentar
Tulis komentar baru