Saat kau di dalam-“ku”
......
Anakku,
sore terbentang di depanku, basah di sekelilingku setelah hujan dan petir aku lalui hari ini
aku merasakan kasih, cinta, rindu, sayang dan segalanya yang mungkin dirasakan oleh manusia sedang jatuh cinta dalam jasadku.
aku bertahan dalam pendirianku, mencintai dan yakin dicintai olehmu sepenuh cinta itu bisa disebutkan dan dirasakan.
aku tenggelam dalam genangan seluruh hatiku. luruh di tepian asa, riuh rendah sejauh yang bisa kudengar bahasa jiwa.... tak terhitung waktu ... bagiku, cinta, rindu, sayang .. aku tak bisa membedakannya lagi ....
saat kau lahir
........
anakku
Kau benar2 telah menjadi nafasku. Hari-hariku akan berhenti, tatkala kau tak lagi menjadi nafasku. Metabolisme dalam tubuhku bergerak dinamis karena aromamu selalu memenuhi seluruh aliran darahku. Betapa aliran darah itu terasa berhenti, dada terasa panas, nafas tersengal sengal, setiap kali sakit kau rasakan.
Putera puteriku
akulah dirimu, karena dalam jasadku terdapat jiwamu. Ketika menatapku itu sama artinya kau melihat dirimu sendiri. Ketika kau memelukku itu sama artinya kau memeluk dirimu sendiri. Karena pada hakekatnya AKU, KAU telah menjadi satu yaitu CINTA.
Saat saat itupun berlalu, menjelang engkau remaja
namun ingatilah satu hal
Saat kau ragu, galau dan syahdu
Ingatlah cintaku
jika galau dan tak dapat menguasai diri, tidak percaya diri, takut akan sesuatu, khawatir akan sesuatu .......
aku tidak bisa berkata apa apa selain kukembalikan pada dirimu sendiri
aku luruh dalam doa dan cambuk semangat untukmu
bahwa
"kecamuk tegang urat syarafmu saat ini
juga "manusia yang sangat manusia"-nya dirimu
aku harap "manusia" dalam dirimu
berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan, bukan malah mencari pembanding dengan menoleh ke kanan kirimu
Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan dan kepasrahan
namun tetap jujur dan rendah hati dalam kemenangan.
.............................
aku yakin, kau, manusia seperti yang kubayangkan
yang mengerti makna tawa ceria ketika kau tertawa terbahak
tanpa melupakan makna tangis duka
manusia yang tetap berdiri di tengah badai
manusia berhati tulus dan sanggup memimpin dirinya sendiri,
jauh sebelum kau mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain
seperti saat ini
........................
jangan membuat dirimu ragu. kita, manusia, seremeh apapun jabatan dan posisi kita di masyarakat, bahkan seperti bapak tua yang jualan sayur di depan indomaret tadi malam itu, kita semua, masing masing kita diciptakan istimewa, diciptakan hanya satu orang kita. maka, istimewakanlah diri kita dengan mengenalnya baik baik, menyayanginya baik baik, mengajaknya berdiskusi dan berpikir, agar di kemudian hari kita bisa benar benar menjadi jiwa raga yang saling melengkapi, saling mengingatkan dan oleh karenanya ketika kita berada pada situasi sendiri dan dalam kesendirian, dalam kekalahan, ketika tidak seorangpun mau dan mampu di samping kita, tidak mau dan mampu menjadi bagian hidup kita, tidak mau dan mampu berbagi dengan kita lagi ......... kita tidak pernah kesepian, karena sejatinya dalam diri seorang manusia ada aku, ragaku, jiwaku, dan AKU.
"sejatining roso".
seberapa kenalkah engkau dengan dirimu sendiri?
aku harap kau kenal dirimu dan "DIRIMU", sebelum kau mengenal aku dan "AKU"
Pada saat itu
Aku kan berkata pada diriku sendiri
Bahwa aku hidup dalam kebahagiaan
Komentar
Tulis komentar baru