/1/
Semua orang tahu jika R adalah seorang "kantian" .
Bukan yang biasa namun kalau kamu melihat lalat terbang
diantara mangkok sup ikan kerapu,
dia akan berbagi aroma bawang yang tersangkut
pada rangka lapuk seperti kena presto
Namun persetan dengan pemandangan naif
seorang misantropis yang mengaku moralis
"Bahkan suara hati bisa menjadi fasis," katamu.
"Bahkan seorang Kant tidak pernah pergi jauh dari kandang,
secara eksplisit semua menjadi omongkosong," Jawabku.
/2/
M, Homo sapien feminis
yang terlalu lama mencari makan
di bantaran sungai Kali opak.
Aku membayangkan sambil merenung
diatas jamban pada ritual pagi
menuju "Ultimate Happiness"
dengan membuang sisa-sisa makanan.
Juga sisa minuman.
Juga sisa amarah.
Juga sisa cemburu.
Semua sisa-sisa yang tersisa dari sisa-sisa.
Oh ya,, juga sup ikan kerapu
/3/
Jadi begini, R dan M pernah berdampingan
meski dalam tempo yang sesingkatnya.
Mereka tinggal di sela-sela sajak baudelaire.
Namun cinta tumbuh dewasa dan membosankan.
Bisa juga disebut membingungkan.
Bisa juga disebut menjijikan.
Platonis tingkat zeus
yang kebakaran jenggot
ketika apinya diambil oleh promotheus.
Lewat beberapa menit...
Sampai dimana tadi kita? S
ebelum jauh, aku perkenalkan R yang adalah sejoli M,
tadi sore aku bertemu mereka bersama-sama
menyelam di kolam ubur-ubur penyengat.
Itu menyakitkan. Saling meratapi kesakitan. Saling menyakiti.
Saling menyakitkan. Satu sama lain sama-sama sakit.
Sudah,, semua ini memang tentang kita yang "sakit" seperti R dan M
Alleluia,,,
Komentar
Tulis komentar baru