kau akan tahu makna kisah itu, kalau kuceritakan kembali
getar-getar pucuk cemara dipermainkan oleh angin senja kala
derai-derai dedaunnya melayang jauh hingga ke ujung jalan
memantik reranting kering di sisi jalan yang kita tempuh
kisah desember yang hilang, ditelan oleh jarak, oleh waktu silam
bukan kemesraannya yang kusesali, yang masih terus membara
atau hujannya yang menderas, ataupun kisahnya yang penuh duri
namun percik apinya yang kusesali, memicu cemburu di hatimu
kita bahkan kehilangan desember itu, saat kugenggam jemarimu
tanpa sempat mengucapkan selamat tinggal kepada ia yang berlalu
meski tak ada apinya yang padam ataupun terhapuskan oleh hujan
cinta tetaplah cinta, ia selalu berjalan menemukan takdirnya
ketika ia menjadi elegi, menjadi bara dalam sekam, menjadi duri
maka kepadamu aku berlabuh, bersandar, menambatkan hatiku!
*****
Batam, 2016.
Komentar
Tulis komentar baru